Kamis, 08 Juni 2017

Ekonomi Pembangunan

Ekonomi Pembangunan

Ekonomi pembangunan adalah pecahan dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari pembangunan ekonomi yang dihadapi sebuah Negara.
·         Ilmu ekonomi tradisional : pusat perhatian pada alokasi termurah, terefisien atas segenap sumber daya yang langka serta upaya maksimal untuk memanfaatkan sumber daya tersebut dari waktu ke waktu agara dapat menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh umat manusia
·         Ilmu ekonomi politik : membahas kaitan antara ilmu politik dan ilmu ekonomi dengan perhatian utama pada peraturan kekuasaan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Bertujuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi suatu Negara)
·         Ilmu Ekonomi pembangunan : ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah pembangunan yang dihadapi oleh Negara-negara dunia ketiga dan memberikan landasan teori dan strategi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar dapat membangun ekonominya secara tepat dan berkesinambungan
·         Pembangunan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya; suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduknya meningkat dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Pembangunan ekonomi diperhatikan pasca PD II karena banyak Negara yang sudah merdeka dan ada keinginan dari Negara maju.

Kelompok Negara :
·         Negara Dunia kesatu / Negara yang sangat maju : Eropa Barat, Amerika Utara, New Zealand, Jepang (dilihat dari tingkat pendapatan per kapita)
·         Negara Dunia kedua / Negara yang maju : Eropa Timur, Argentina, Mexico, Uruguay, Venezuella,
·         Negara Dunia ketiga / Negara Sedang Berkembang (NSB) : Sebagian Afrika, Sebagian Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan.
Kriteria
2007
2008
Low income economic
935
975
Lower middle income economic
936-3705
976-3855
Upper middle income economic
3706-11455
3856-11905
High income economic
11456
11906
(income per kapita dengan pembagian jumlah jiwa)

Menurut Todaro & Smith, Sifat Umum Negara Sedang Berkembang adalah :
·         Standar hidup yang rendah
·         Tingkat produktifitas rendah.
·         Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi.
Masalah klasik yang dihadapi NSB adalah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yaitu:
1.      Tingkat kelahiran kasar
2.      Tingkat kematian
Kriteria
Kelahiran/1000 penduduk
Kematian/1000 penduduk
Beban Tanggungan
(%Usia dibawah 15 Thn)
Negara Sedang Berkembang
22
11
31,5
Negara maju
11
9
18
·         Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer.
·         Dominasi negara maju, ketergantungan terhadap negara maju, dan vulnerabilitas dalam hubungan-hubungan internasional.

Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Ekonomi pembangunan juga membahas sosial, politik, kelembagaan baik yang terkandung dalam sektor swasta maupun yang terdapat di sektor publik.

Makna Arti Pembangunan
Sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto + perkapitanya (GNI), indeks ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih tepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya (GNI – tingkat inflasi = kemakmuran suatu Negara).
Selain GNI, penyerapan tenaga kerja/lapangan kerja juga digunakan untuk menentukan apakah pembangunan ekonomi suatu Negara itu meningkat.
Menurut pandangan modern peningkatan pembangunan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari :
·         Kemiskinan
·         Pengangguran
·         Ketimpangan pendapatan



3 Nilai Inti dari Pembangunan
·         Kecukupan : kemampuan dasar kebutuhan-kebutuhan pokok atau dasar, kebutuhan dasar daripada manusia, jika tidak terpenuhi akan menghambat kegiatan manusia sendiri
·         Harga diri : menjadi manusia seutuhnya, punya keinginan untuk maju, merasa pantas/layak melakukan atau mengejar sesuatu
·         Kebebasan : dari sikap menghamba, kemampuan untuk memilih, kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materil dalam kehidupan dan kebebasan juga meliputi kemampuan individual/masyarakat untuk memilih satu atau sebagian dari sekian banyak pilihan yang tersedia dengan adanya kebebasan kita tidak semata-mata dipilih melainkan kitalah yang akan memilih. Seperti dipertegas oleh W. Arthur Lewis,”buah terbesar yang dihasilkan dari pertumbuhan ekonomi bukanlah kekayaan menambah kebahagiaan, melainkan menambah pilihan”

3 Tujuan Inti Pembangunan
1.      Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang-barang kebutuhan pokok
2.      Peningkatan standar hidup : pendapatan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, peningkatan nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa yang bersatu
3.      Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi individu maupun bangsa secara keseluuhan, membebaskan diri dari sikap ketergantungan baik dari Negara lain mapun Negara sendiri.

Transformasi Struktural
Teori Hollis Chenery dan Moises Syrquin menyatakan bahwa pembangunan dapat dipandang sebagai suatu proses transisi multidimensi yang mencerminkan hubungan antar  berbagai proses perubahan didalam suatu Negara. Misalnya : perubahan dari agraris ke Industri.
Kelompok utama proses transformasi struktural :
a)      Proses Akumulasi : sebagai penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas produksi suatu perekonomian. Modal yang dibutuhkan dalam proses ini adalah :
o   Modal Fiskal : dihimpun dari tanggungan, pendapatan yang ditabungkan atau pendapatan yang diinvestasikan
o   Modal Insani : MSDM ditingkatkan
o   Modal Sosial : Kepercayaan
b)      Proses Alokasi : Pembagian penggunaan pendapatan yang dilakukan untuk barang konsumsi dan barang non konsumsi
c)      Proses Distribusi : Proses pembagian pendapatan
d)      Proses Demografis : beralihnya fungsi lahan pertanian ke Industri

Pendapatan Nasional
Adalah nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian Negara dalam suatu periode tertentu. Cara menghitung pendapatan nasional (PN) :
A.     Metode Produksi (Nilai Tambah) : PN dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor produktif. Sektor Produktif
a.       pertanian,
b.      peternakan,
c.       kehutananan, dan perikanan.
d.      pertambangan dan penggalian.
e.       industri manufaktur.
f.       listrik, gas, dan air bersih.
g.       Bangunan, perdagangan, hotel dan restoran.
h.      pengangkutan dan komunikasi.
i.        keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa lain
Gross Domestic Product (GDP) / Gross National Product (GNP)
Pada GNP digunakan istilah “nasional” karena batasannya adalah nasionalisme/ kewarganegaraan suatu Negara sedangkan GDP digunakan istilah “Domestik” karena batasannya adalah wilayah suatu Negara. GDP suatu Negara dapat lebih besar/lebih kecil dari GNP nya. Jika GDP lebih besar berarti lebih banyak penanaman modal asing.
B.     Metode Pendapatan : PN dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan atas faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa disebut Gross National Income (GNI). GNI – penyusutan = Net National Income (NNI)
C.     Metode Pengeluaran : PN dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran para pelaku ekonomi dalam suatu Negara selama periode tertentu. Pelaku ekonomi :
a.       Kelompok Rumah Tangga perorangan disebut “C”
b.      Kelompok perusahaan disebut “I”
c.       Kelompok Pemerintah disebut “G”
d.      Sektor Luar Negeri “Nx” (Ekspor – Impor)

Indikator Pembangunan
Perlunya Indikator pembangunan (tolok ukur untuk menentukan pembangunan itu positif atau negatif)
Mengapa diperlukan, agar pandangan orang itu sama. Definisi Pembangunan menurut Meier (1995:7):

Suatu proses di mana pendapatan per kapita suatu negara meningkat dalam kurun waktu yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang.
Klasifikasi Indikator Pembangunan :
1.      Indikator Ekonomi
a.       GNI : dapat mengukur pendapatan income perkapita suatu Negara, bisa juga untuk mengukur kinerja perekonomian suatu Negara dari masa ke masa, bisa juga untuk memperbandingkan kinerja antar Negara. Kelemahan pendapatan per kapita : ketidakmampuan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. Penyebab pendapatan per kapiat sama namun tingkat kesejahteraan masyarakatnya berbeda adalah : pola pengeluaran masyarakat, perbedaan iklim dna struktur produksi nasional.
b.      GDP & Net Economic Welfare (NEW) : Pendekatan yang ditemukan oleh William Nordhaus dan James Tobin => untuk menyempurnakan menghitung GNP melalui :
                                                              i.      Melakukan koreksi positif : mengharuskan kita Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sektor informal. Waktu senggang mengakibatkan berkurangnya produktivitas yang akhirnya menurunkan GNP, tetapi disisi lain kesejahteraan masyarakat meningkat.
                                                            ii.      Melakukan koreksi negatif : berkaitan dengan masalah Kerusakan lingkungan yang timbul oleh kegiatan-kegiatan di sektor produksi atau mempertimbangkan biaya-biaya sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi sehingga akan mengurangi GNP.
2.      Indikator Non Moneter / Indikator Sosial
a.       Tingkat harapan hidup
b.      Konsumsi protein hewani per kapita
c.       Presentasi anak-anak yang belajar di kejuruan
d.      Presentasi anak-anak yang belajar di sekolah menengah
e.       Jumlah surat kabar
f.       Jumlah telepon
g.       Jumlah radio
h.      Jumlah penduduk di kota-kota dengan 20 rb penduduk atau lebih
i.        Presentasi laki-laki dewasa di sektor pertanian
j.        Presentasi tenaga kerja di sektor gas, listrik, air dan sebagainya.

  
3.      Indeks Kualitas Hidup dan  Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.

4.      Indikator Susenas Inti
Pada tahun 1992, Biro Pusat Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut Indikator Susenas Inti (Core Susenas). Indikator Susenas Inti ini merupakan indikator “campuran” karena terdiri indikator sosial dan ekonomi. Indikator Susenas Inti ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Angkatan Kerja, Keluarga Berencana dan Fertilitas, Ekonomi, Kriminalitas, Perjalanan wisata dan Akses ke media massa

5.      Indeks Pembangunan Manusia
Sejak tahun 1990, UNDP (United Nations for Development Program) mengembangkan sebuah indeks kinerja pembangunan yang kini dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index).
·         Tingkat para penduduk
·         Tingkat melek huruf
·         Pendapatan real per kapita
Berdasarkan nilai indeks IPM-nya, setiap negara dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a.       Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah (low human development), bila memiliki nilai IPM antara 0 sampai 0,50
b.      Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah (medium human development), bila memiliki nilai IPM antara 0,51 sampai 0,79
c.       Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high human development), bila memiliki nilai IPM antara 0,80 sampai 1


Teori Pertumbuhan Ekonomi
MAZHAB HISTORIS
Mazhab Historismus ini melihat pembangunan ekonomi berdasarkan suatu pola pendekatan yang berpangkal pada perspektif sejarah. Fenomena ekonomi adalah produk perkembangan menyeluruh dan dalam tahap tertentu dalam perjalanan sejarah. Mazhab ini mendominasi pemikiran ekonomi di Jerman selama abad XIX sampai awal XX.

A.      FRIEDRICH LIST (Cara Produksi)
Perkembangan ekonomi, menurut List, melalui 5 tahap yaitu tahap primitif, beternak, pertanian, pertanian dan industri pengolahan (manufacturing), dan akhirnya pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.
Pendekatan List dalam menentukan tahap-tahap perkembangan ekonomi tersebut berdasarkan pada "cara produksi"nya.
Selain itu, List juga berpendapat bahwa daerah-daerah beriklim sedang paling cocok untuk pengembangan industri, karena adanya kepadatan penduduk yang sedang yang merupakan pasar yang cukup memadai. Sedangkan daerah tropis kurang cocok untuk industri karena pada umumnya daerah tersebut berpenduduk sangat padat dan pertanian masih kurang efisien.

B.     BRUNO HILDEBRAND (Cara Distribusi)
Ia mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
1. Perekonomian Barter (natura)
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian Kredit
Sayangnya, Hildebrand tidak menjelaskan proses perkembangan dari tahap tertentu ke tahap berikutnya. Selain itu, Hildebrand juga ternyata tidak memberi sumbangan yang berarti terhadap peralatan analitis di bidang ilmu ekonomi.

C.     KARL BUCHER (Produksi & Distribusi)
Pendapat Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hildebrand. Menurut Bucher, perkembangan ekonomi melalui 3 tahap yaitu:
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsistem)
2. Perekonomian kota di mana pertukaran sudah meluas .
3. Perekonomian nasional di mana peran pedagang menjadi semakin penting.

D.     W. W. ROSTOW
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Menurut Rostow, proses pembancunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap :
1)      Masyarakat tradisional (the traditional society),
2)      Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off),
3)      Tinggal landas (the take-off),
4)      Menuju kekedewasaan (the drive to maturity), dan
5)      Masa konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption)
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah:
1)      Karakteristik perubahan keadaan ekonomi,
2)      sosial, dan
3)      politik, yang terjadi.
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan suatu proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja.
Menurut Rostow, disamping perubahan seperti itu, pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain:
(1) perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.
(2) perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
(3) perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif (menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
(4) perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap pertasi perorangan dan sebagainya).

1) Masyakarat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun. Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur sosial kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya adalah bahwa kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan para tuan tanah di daerah tersebut.

2) Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustained growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.

Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
1)      Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
2)      Kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-negara yang born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, di mana negara¬negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat negara-negara tersebut yang terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan di muka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan¬perubahan yang multidimensional, karena ia talk yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah diciptakan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tiangkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan moderen dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya kelompok masyarakat yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang inovatif untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan sebagainya.
Selain hal-hal di atas, Rostow menekankan pula bahwa kenaikan tingkat investasi hanya mungkin tercipta jika terjadi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana harus terjadi bersama-sama dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Sementara itu pembangunan prasarana, menurut Rostow, bisa menghabiskan sebagian besar dari dana investasi. Investasi di bidang prasarana ini mempunyai 3 ciri yaitu tenggang waktu antara pembangunannya dan pemetikan hasilnya (gestation period) sangat lama, pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran sehingga memerlukan biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan oleh masyarakat banyak. Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana terutama sekali harus dilakukan pemerintah.
Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga menunjukkan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari masyarakat yang mengalami transisi. Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur, suatu kepemimpinan baru haruslah mempunyai sifat nasionalisme yang reaktif (reactive nationalism) yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari negara maju. Rostow yakin bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari negara¬negara maju, modernisasi yang terjad Tahap Tinggal Landas

3)      Tahap tinggal landas,
pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan¬perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.
Menurut taksiran Rostow, masa tinggal landas di beberapa negara adalah seperti tampak pada Tabel di bawah ini.

Inggris                           1783 - 1802    Industri tekstil
Perancis                        1830 -1860     Jaringan jalan kereta api
Belgia                           1833 -1860     -
Amerika Serikat           1843 -1860      Jaringan jalan kereta api
Jerman                          1850 -1873     Jaringan jalan kereta api
Swedia                          1868- 1890     Industri kayu
Jepang                          1878 -1900     Industri sutera
Rusia                            1890 -1914     Jaringan jalan kereta api
Kanada                                     1896 -1914     Jaringan jalan kereta api
Argentina                      1935               Industri substitusi impor
Turki                              1937  -
India                              1952  -
Cina Komunis                1952  -
Dari Tabel di atas bisa disimpulkan bahwa:

1)   sebagian besar negara Barat mencapai masa tinggal landas pada abad yang lalu, kecuali Inggris, yang sudah mencapainya seabad sebelumnya.
2)   masa tinggal landas itu berkisar antara 20 - 30 tahun.

Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu:
1.   Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2.   Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3.   Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya mencapai masa tinggal landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama sekali.
Menurut Rostow  perkembangan sektor pemimpin (leading sector) berbeda¬beda untuk setiap negara. Di Inggris, tekstil katun merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di Jepang sutera, dan Argentina adalah industri substitusi impor barang-barang konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang baku untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain.Namun demikian, ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin yaitu:
1. Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
2.  Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
3.  Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
4. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.

4) Tahap Menuju Kekedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai masa di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada hampir semua kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah.
Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-sektor pemimpin di beberapa negara yang sekarang sudah maju. la juga menunjukkan bahwa di tiap-tiap negara tersebutjenis¬jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah tinggal landas adalah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya, industri tekstil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas telah digantikan oleh industri besi, batu bara dan peralatan teknik berat. Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman di mana pembangunanjaringanjalan kereta api memegang peranan penting pada tahap tinggal landas, telah digantikan oleh industri baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju ke kedewasaan.

Selanjutnya Rostow mengemukakan pula karakteristik non-ekonomis dari masyarakat yang teiah mencapai tahap menuju ke kedewasaan sebagai berikut:
1.   Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
2.   Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha-pemilik.
3.   Kritik-kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap dampak industrialisasi.

5) Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir dari teori pembangunan ekonomi Rostow. Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Pada tahap ini ada 3 macam tujuan masyarakat (negara) yaitu:
1.   Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif.
3.  Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
Beberapa Kritik terhadap Teori Rostow
Beberapa kritik yang muncul terhadap teori Rostow ini antara lain berkaitan dengan adanya tumpang tindih tahapan, periode jangka waktu tahap tinggal landas yang meragukan, adanya masyarakat yang tidak melalui tahap tradisional.



Faktor penghambat negara yang sedang berkembang (Ragnar Nursfe) :
1. Adanya hambatan yang sangat kuat dalam proses pembentukan modal
2. Ada 2 jenis lingkaran kemiskinan yang menghalangi negara yang sedang berkembang untuk mencapai tingkat pembangunan yang pesat, 1) penawaran modal => disebabkan karena tingkat pendapatan masyarakat yang rendah berkaitan dengan produktivitas yang rendah, sehingga kemampuan masyarakat untuk menabung rendah, 2) Segi permintaan modal => faktor pendorong kegiatan investasi rendah karena berbagai jenis barang di pasar terbatas. Disebabkan pendapatan masyarakat yang rendah, diakibatkan oleh produktivitas masyarakat rendah.
Nursfe dalam analisinya menyatakan bahwa peningkatan pembentukan modal bukan hanya dibatasi oleh lingkaran kemiskinan, tetapi juga oleh adanya efek pamer internasional. Sebagai suatu kecenderungan untuk meniru pola konsumsi dari masyarakat yang lebih maju.
Meier & Baldwin : Lingkaran kemiskinan timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi antara kondisi masyarakat yang masih terbelakang/tradisional dan kekayaan alam yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, tingkat produktivitas rendah.
Alasan kekayaan alam belum digunakan maksimal :
1. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah
2. kurangnya tenaga ahli yang diperlukan
3. terbatasnya mobilitas dari sumber daya yang ada
Konsep lingkaran kemiskinan menganggap bahwa :
1. ketidakmampuan untuk mengarahkan tabungan yang cukup
2. kurangnya faktor pendorong untuk kegiatan penanaman modal
3. tingkat pendidikan dan keahlian masyarakat yang relatif masih rendah.

Teori kausasi kumulatif
Menurut Myrdal, pembangunan dinegara-negara maju akan menyebabkan keadaan yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi Negara-negara yang terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang dapat menghambat pembangunan ini disebut sebagai Backwash effect. Kemudian, keadaan yang dapat mendorong pembangunan dinegara yang lebih miskin disebut Spread Effect.
Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya backwash effect adalah :
1. Pola perpindahan penduduk atau migrasi dari Negara miskin ke Negara yang lebih maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi.
3. Jaringan transportasi yang lebih baik dinegara-negara yang lebih maju.
Pengkritik kausasi kumulatif : Arus migrasi ke negara lain tidak selamanya merugikan tapi juga bisa menguntungkan. Antara lain : mengurangi tingkat pengangguran di negara tsb dan menambah devisa negara.

Teori perangkap tingkat keseimbangan rendah
Richard  R Nelson : secara konseptual didasarkan pada hipotesis Malthus mengenai hubungan positif antara kenaikan pendapatan perkapita dan pertumbuhan penduduk. Pada awalnya seiring dengan kenaikan pendapatan perkapita, jumlah penduduk akan tumbuh dengan cepat. Namun, apabila “batas atas“ tingkat pertumbuhan penduduk sudah dicapai, maka jumlah penduduk akan mulai menurun seiring dengan kenaikan pendapatan perkapitanya.
Menurut Nelson, pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapitanya, seringkali laju tabungan serta laju investasi justru berada pada tingkat yang rendah, hal inilah yang menjadi permasalahan klasik yang dialami oleh NSB.
Nelson mengatakan bahwa ada empat kondisi sosial dan teknologis yang menyebabkan munculnya perangkap keseimbangan tingkat rendah di NSB yaitu ;
1. Adanya korelasi yang tinggi antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan penduduk. Dengan kata lain, laju pertumbuhan penduduk akan senantiasa mengikuti laju pendapatan perkapitanya
2. Rendahnya kecenderungan untuk menggunakan tambahan pendapatan perkapita untuk meningkatkan investasi perkapita.
3. Terbatasnya lahan produktif untuk kegiatan pertanian.
4. Metode produksi yang tidak efisien atau dengan kata lain, teknologi produksinya masih rendah.
Nelson mensyaratkan sejumlah kondisi yang harus dipenuhi suatu perekonomian untuk dapat melepaskan diri dari perangkap keseimbangan yang rendah yaitu :
1. Adanya lingkungan sosial politik yang kondusif dinegara yang bersangkutan
2. Stuktur sosial masyarakatnya harus diubah dengan memberikan penekanan-penekanan pada adanya efisiensi dan semangat kewirausahawan (entrepreneurship). Menurut Nelson, kedua hal tersebut dinilai mampu meningkatkan kapasitas produksi dari perekonomian.
3. Beberapa langkah yang harus dijalankan pemerintah untuk mengubah distribusi pendapatan, tetapi pada saat bersamaan juga memungkinkan terjadinya akumulasi kekayaan oleh para investor.
4. Harus ada suatu program investasi yang menyeluruh dari pemerintah.
5. Perekonomian harus meningkatkan jumlah pendapatan dan modal yang mereka miliki, salah satunya melalui dana yang didapat dari luar negeri.
6. Perlunya diterapkan teknologi produksi yang lebih baik agar dapat memanfaatkan secara penuh seluruh sumberdaya yang dimiliki, sehingga akan terjadi kenaikan pendapatan seiring dengan semakin terutilisasinya input-input penunjang produksi


STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS

Harvey Leibenstein : menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicengkeram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang akan meningkatkan pendapatan per kapita pada tingkat yang menghasilkan pembangunan yang berkesinambungan (sustainable).
Stategi yang diajukan oleh Leibenstein ini mengandung kelemahan yaitu;
a. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kematian
b. Penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per kapita
c. Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran
d. Tingkat pertumbuhan yang lebih besar dari 3% tidak akan mendorong negara tersebut mencapai tahap lepas landas
e. Mengabaikan unsur waktu
f. Adanya hubungan yang kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan
g. Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup

Perencanaan pembangunan ekonomi
# sejarah perkembangan perencanaan, diawali dari berakhirnya PD II, perhatian terhadap hal ini meningkat. Ada 3 faktor kenapa meningkat :
1. Adanya hasrat dan ambisi dari NSB untuk segera membangun ekonomi negaranya, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan mengejar ketinggalan dari negara maju
2. adanya perkembangan perencanaan ekonomi di negara-negara sosialis pada masa pasca PD II
3. adanya pengalaman perencanaan di eropa dan AS selama PD II berlangsung.

# pengertian, unsur, & fungsi :
Pengertian :
1. Menurut Waterson, (1965), perencanaan adalah usaha sadar, terorganisir dan terus menerus guna memilih alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Melville Brance, (1980), perencanaan adalah proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya.
3. Menurut Peter Hall, (1992), perencanaan adalah penyusun rangkaian tindakan secara berurut yang mengarah pada pencapaian tujuan.
4. Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

Berdasarkan definisi tersebut, Arsyad (2002:19-20) berpendapat ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu :
- Merencanakan berarti memilih
- Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
- Perencanaan merupakan alat untuk emcapai tujuan
- Perencanaan berorientasi ke masa depan

Karakteristik  dari suatu perencanaan pembangunan :
a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady socialeconomic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
d. Usaha perluasan kesempatan kerja.
e. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

Setiap perencanaan pembangunan harus mengandung unsur-unsur pokok sbb :
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini merupakan dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.
b. Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel-variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.
d. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya. Berbagai kebijaksanaan itu perlu dirumuskan dan kemudian dilaksanakan.
e. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
f. Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

Alasan perencanaan ekonomi harus dijalankan :
1. Agar penggunaan/alokasi dari berbagai sumber daya yang terbatas dapat lebih efisien sehingga terhindar dari pemborosan/inefektif
2. Agar laju pertumbuhan ekonomi lebih mantap
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi

Menurut Jhingan (1983) perumusan dan kunci keberhasilan suatu perencanaan biasanya memerlukan adanya hal-hal berikut ini:
1. Badan perencanaan
2. Data statistik
3. Tujuan yg ingin dicapai
4. Penetapan sasaran dan prioritas
5. mobilisasi sumberdaya/pengumpulan sumber daya
6. keseimbangan dalam perencanaan (harus mampu menjamin adanya keseimbangan, tidak defisit maupun surplus)

Proses perencanaan pembangunan ekonomi=> merupakan suatu rangkaian kegiatan berpikir yang berkesinambungan dan rasional untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematik dan terencana.

4 tahap proses perencanaan :
1. Pemimpin politik harus menetapkan prioritas dan tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa konflik tujuan
2. mengukur ketersediaan sumber daya yang terbatas selama periode perencanaan
3. semua usaha ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan nasional
4. perencanaan merupakan sebuah proses pemilihan kegiatan yg layak dilakukan dan penting agar dapat mencapai tujuan nasional

Perencanaan pembangunan di indonesia

Pada masa orla strategi pembangunan nasional didasarkan atas pendekatan perencanaan pembangunan yang lebih menekankan pada usaha pembangunan politik
4 masa/tahap pada orla :
1. Tahun 1947, dimulai suatu perencanaan pada beberapa sektor ekonomi selama 3 tahun (1948, 1949, 1950) yang disebut plan produksi 3 tahun RI (sektor pertanian, peternakan, perindustrian, dan kehutanan)
2. Tahun 1952 dimulai perencanaan yang bersifat menyeluruh meskipun inti sasarannya masih pada sektor publik
3. Tahun 1956-1960 disusun rencana pembangunan 5 tahun
4. Tahun 1961-1969 disusun rencana pembangunan nasional semesta berencana (jangka 8 tahun terbagi 2 yaitu jangka 3 tahun dan jangka 5 tahun)

Perencanaan ini dilaksanakan oleh Bapennas

Proses perencanaan harus mengacu pada uu no 17 tahun 2007 (RPJPN) Sistem perencanaan pembangunan nasional

Dengan amandemen UUD 1945 telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan yaitu :
1. penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBM
2. ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional
3. diperkuatnya otonomi daerah dan disentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan RI

Landasan hukun/payung hukum uu no 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional baik pembangunan jangka panjang/menengah/pendek.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
-mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
-menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
-menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
-mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
-menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

5 pendekatan sistem pembangunan
-          Politik
-          Teknokarti
-          Partisipatif
-          Atas-bawah (top down)
-          Bawah atas (bottom up)
Musrenbang (musyawarah rencana pembangunan)

Tahap perencanaan Pembangunan uu no 25 tahun 2004
1. penyusunan rencana
2. penetapan rencana
3. pelaksanaan rencana
4. evaluasi atas pelaksanaan

Masalah Pokok Pembangunan

I. Pertumbuhan ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah :
1. Akumulasi modal (finansial maupun non finansial)
2. Pertumbuhan penduduk
3. Kemajuan Teknologi

Ada 3 macam klasifikasi kemajuan teknologi yaitu :
-          Kemajuan harus bersifat netral
-          Harus dapat memperluas tenaga kerja
-          Harus bisa menghemat modal
-          Sumber daya institusi,

Menurut Rodrik (2003), ada empat fungsi institusi dalam kaitannya dengan mendukung kinerja perekonomian, yaitu:
-Menciptakan pasar (market creating) yaitu institusi yang melindungi hak kepemilikan dan menjamin pelaksanaan kontrak
-Mengatur pasar (market regulating) yaitu institusi yang bertugas mengatasi kegagalan pasar yakni institusi yang mengatur masalah eksternalitas, skala ekonomi (economies of scale) dan ketidaksempurnaan informasi untuk menurunkan biaya transaksi (misalnya: lembaga – lembaga yang mengatur telekomunikasi, transportasi dan jasa – jasa keuangan).
-Menjaga stabilitas (market stabilizing) yaitu institusi yang menjaga agar tingkat inflasi rendah, meminimumkan ketidakstabilan makroekonomi dan mengendalikan krisis keuangan (misalnya: bank sentral, sistem devisa, otoritas moneter dan fiskal).
-Melegitimasi pasar (market legitimizing) yaitu institusi yang memberikan perlindungan sosial dan asuransi, termasuk mengatur redistribusi dan mengelola konflik (misalnya: sistem pensiun, asuransi untuk pengangguran dan dana – dana sosial lainnya).

Karakteristik pertumbuhan ekonomi modern (simon kuznets) :

Ada 3 komponen pokok penting, yaitu :
1. Kenaikan output nasional secara terus menerus
2. Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
3. Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.

DISTRIBUSI PENDAPATAN
8 sebab yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB menurut Irma Adelman & Chynthia Taft Morris (1973) yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita.
2. inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secraa proposional dengan pertambahan produksi barang-barang.
3. ketidakmerataan pembangunan anta daerah
4. investasi yang sangat banyak dalam proyek –proyek yang pada modal sehingga persentase pendapatan modal dari harta bertambah besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah
5. rendahnya mobilitas sosial
6. pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7. memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-negara maju sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang eskpor NSB
8. hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan , industri rumah tangga.

Rintangan yg harus dihadapi pemerintah dalam pencapaian pemerataan :
1. pendanaan yg diperlukan sangatlah besar
2. terbatasnya informasi antara pedesaan dengan institusi pemerintah
3. adanya hambatan politik

Indikator distribusi pemerataan pendapatan :
1. Distribusi pendapatan perorangan
2. distribusi fungsional (pendapatan yang dilakukan oleh faktor-faktor produksi
3. distribusi regional (pendapatan antar daerah)

MASALAH KEMISKINAN

Batasan yang dimiliki oleh bapennas (2002), kemiskinan : suatu situasi/kondisi yang dialami seseorang/kelompok orang, yang tidak mampu menyelenggarakan kehidupannya sampai taraf yang dianggap manusiawi.

Aspek yang perlu diperhatikan :
-          Aspek primer : miskin harta, miskin pengetahuan, miskin keterampilan
-          Aspek sekunder : miskin terhadap jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi

Ravallion (2001): kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin umunya tidak dapat membaca dan menulis karena tidak mampu bersekolah, tidak mempunyai pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit. Intinya, ketidakberdayaan, tidak bebas.

Fernandez (2001), ciri rakyat miskin terdiri dari :
-     Aspek politik, tidak mempunyai akses baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada pengambil kebijakan/keputusan
-          Aspek sosial, tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada, terasingkan dari sosial
-          Aspek ekonomi, rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan, pendidikan, kepemilikan, dll
-          Aspek budaya/nila, rendahnya etos kerja, mudah menyerah, berpikiran pendek

Penyebab kemiskinan :
1. kepemilikan faktor produksi
2. tingkat produktifitas
3. kebijakan pembangunan yg dilaksanakan.

Ada 2 macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu :
1. Kemiskinan Absolut
Adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :
1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Kebutuhan dasar menurut ILO (1976) :
1. kebutuhan meliputi tuntutan minimum tertentu dari suatu keluarga sebagai konsumsi pribadi mereka, seperti makanan yg cukup, tempat tinggal, pakaian dan juga peralatan serta perlengkapan rumah tangga yang dilaksanakan.
2. kebutuhan yang meliputi pelayanan sosial yang diberikan oleh dan untuk masyarakat seperti air minum yg bersih, pendidikan, budaya, dsb

2. kemiskinan relatif
Adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh pendapatan seseorang yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan pendapatan masyarakat sekitarnya.
Kriteria masalah kemiskinan menurut bank dunia
a. jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah menerima kurang dari 12% dari total pendapatan nasionalnya maka dapat dikatakan bahwa distribusi pendapatannya sangat tinggi
b. jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah menerima kurang dari 12%-17% dari total pendapatan nasionalnya maka dapat dikatakan bahwa mereka mengalami ketidak merataan sedang
c. jika 40% jumlah penduduk dengan pendapatan terendah menerima lebih dari 17% dari total pendapatan nasionalnya maka dapat dikatakan bahwa mereka mengalami ketidakmerataan rendah.

Indikator kemiskinan :
-          Tingkat konsumsi beras
-          Tingkat pendapatan
-          Tingkat kesejahteraan rakyat
-          Indeks kemiskinan manusia

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

TEORI PERANGKAP PENDUDUK DARI MALTHUS

Reverend Thomas : kecenderungan pertumbuhan penduduk suatu Negara tumbuh menurut deret ukur, pertumbuhan ekonomi bertambah berdasarkan deret hitung.
Masyarakat dianjurkan untuk menekan pertumbuhan seperti KB, dll.

TEORI TRANSISI KEPENDUDUKAN
Tahap I : Laju tingkat kelahiran hampir sama dengan laju tingkat kematian
Tahap II : Tingkat kematian menurun dan secara perlahan menaikan tingkat harapan hidup dari yg semula 40thn menjadi lebih dari 6othn.
Tahap III : Tingkat kematian menurun seimbang dengan tingkat kelahiran

MIGRASI : perpindahan pensusuk dari suatu daerah tertentu ke daerah lain
Faktor pendorong :
1. sosial : keinginan keluar dari kendala-kendala kemiskinan, tradisional, batasan organisasi
2. fisikal : karena iklim/adanya bencana alam
3. demografis : penurunan tingkat kematian dan pertumbuhan penduduk di pedesaan
4. budaya : karena perbedaan budaya antara kota dan desa
5. komunikasi : perbaikan transportasi,  perbaikan pendidikan, adanya modernisasi
6. ekonomi : karena tidak memiliki lahan didesa untuk usaha

Perubahan struktural ekonomi dalam proses pembangunan

Kuznets membuat beberapa kesimpulan mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi :
1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun
2. Sumbangan sektor industri pada produksi nasional meningkat
3. Sumbangan sektor jasa pada produksi nasional tetap

Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsi
Hukum Engels mengatakan bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sedangkan proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar.
2. Perubahan teknologi yg terus menerus

Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja
Ciri Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja
-Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun.
-Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut sangat kecil.
-Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mempunyai pengaruh besar.

Perubahan Struktur Sektor Industri
Dalam analisis Kuznets, sektor industri dibedakan menjadi 4 sub-sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan (manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja.
2. Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities (penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi.
3. Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak emnunjukkan pola yang seragam.
4. Sub-sektor industri pengolahan, perhubungan dan pengangkutan merupakan bidang kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang sangat besar.

Peranan berbagai sektor dalam menciptakan produksi nasional dalam proses pembangunan, Chenery membuat kesimpulan berikut:
1. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan yang berarti yaitu tetap mencapai di sekitar 38 persen dari produksi nasional dalam proses peningkatan pendapatan per kapita dari US$100 menjadi US$1000.
2. Peranan sektor perhubungan dan pengangkutan juga akan menjadi dua kali lipat dari peranannya pada waktu pendapatan per kapita US$100, apabila pendapatan per kapita telah mencapai sebesar US$1000. Sedangkan peranan sektor pertanian menurun dari 45 persen menjadi hanya 15 persen dari produksi nasional apabila pendapatan per kapita naik dari sebesar US$100 menjadi US$1000.
Chenery juga menganalisa faktor pendorong industrialisasi
1. adanya subtitusi impor
2. adanya perkembangan permintaan untuk barang jadi
3. adanya kenaikan permintaan barang setengah jadi
Chenery : faktor - faktor yang menyebabkan perbedaan industrialisasi tiap negara :
· Luasnya Pasar
Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua factor penting yang menentukan luas pasar suatu negara.
· Bentuk Distribusi Pendapatan
Corak distribusi pendapatan di tiap – tiap negara – negara berbeda .
· Kekayaan Alam
Semakin sedikit, peranan sektor industri semakin perlu
· Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara
Perbedaan keadaan di berbagai negar seperti perbedaan perbedaan iklim, kebijaksanaan pemerintah dan faktor – faktor sosial dan budaya

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

1.      Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri.
a.       Peranan Pemerintah
-          Jepang dan USSR pemerintah ikut campur sepenuhnya dalam perekonomian.
-          Inggris pemerintah ikut campur sebagian
-          Amerika pemerintah ikut campur dalam pembuatan fasilitas umum.
b.      Strategi Pembangunan.
-          All or Nothing Approach ( semua atau tidak sama sekali ), rintangan dapat diatasi bila pemerintah mengadakan industrialisasi secara besar-besaran, serta membuat pengelompokkan perencanaan seperti :
o   Target produksi untuk barang-barang yang diperlukan masyarakat
o   Target investasi untuk fasilitas public
o   Target investasi untuk peningkatan SDM
-          Gradual Approach ( rintangan dihilangkan secara bertahap)
c.       Pendidikan dan Kesehatan.
d.      Fasilitas Pelayanan Umum
e.       Perbaikan Dibidang Pertanian
-          Penggunaan teknik pertanian
-          Land Reform ( masalah penggunaan tanah )
f.       Kebijakan Fiskal
Perlu dilaksanakan karena berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran Negara dan mempunyai pengaruh penting untuk perkembangan ekonomi yaitu :
-          Dapat mempengaruhi pendapatan nasional
-          Memajukan akumulasi capital/modal
-          Menahan laju inflasi ( banyak uang beredar di masyarakat ) maupun deflasi ( kurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat )
g.      Kebijakan Moneter
Peraturan yang mengatur ketersediaan jumlah uang yang beredar dan perkreditan guna menanggulangi inflasi serta mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran internasional.
h.      Adanya Kewiraswastaan


2.      Kebijakan Ekonomi Luar Negeri
a.       Kebijakan Pemerintah
-          Perdagangan produksi manufaktur dan pertanian sama pentingnya
-          Melaksanakan :
o   Proteksi
o   Subsidi
o   Multiple Exchange Rate ( menentukan kurs devisa yang berbeda )
b.      Bantuan Teknis Adalah mengatur atau membentuk tim internasional untuk member nasihat kepada pemerintah NSB dalam pembangunan ekonominya.
c.       Investasi Asing Swasta.
-          Investasi langsung yaitu punya usaha/perusahaan di NSB
-          Investasi portofolio yaitu membeli saham-saham di NSB
d.      Investasi Asing Pemerintah
-          Berupa hadiah dan pinjaman dari pemerintah asing atau badan-badan internasional kepada pemerintah NSB.

3.      Strategi Upaya Minimum Kritis.
Harvey Leibenstein (1957) dalam tesisnya menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicengkram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka berada pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah, untuk mengatasi hal itu harus dilakukan suatu upaya/ strategi minimum kritis yaitu memberikan rangsangan terhadap factor-faktor yang dapat meningkatkan tingkat pendapatan per kapita. Dia juga mengatakan bahwa setiap perekonomian akan tunduk pada setiap `hambatan' dan ‘rangsangan' yang terjadi.
Kelemahan strategi minimum kritis adalah :
a. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian.
b. Penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per kapita.
c. Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran.
d. Mengabaikan unsur waktu.
e. Adanya hubungan yang komplek antara pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan
f. Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup.

4. Strategi Pembangunan Seimbang.
Yaitu pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga industri tersebut akan menciptakan pasar bagi industri yang lain. Strategi pembangunan seimbang ini dilakukan dengan maksud untuk menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan- hambatan dalam :
a. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, energy dan fasilitas lain.
b. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksi.
Kelemahan bagi pembangunan seimbang yaitu :
a. Peningkatan biaya.
b. Tidak menaruh perhatian pada penurunan biaya.
c. Adanya kecenderungan hubungan yang bersifat substitutive antar industry
d. Gagal sebagai teori pembangunan.
e. Diluar kemampuan NSB.
f. Kelangkaan sumber daya di NSB
g. Investasi secara besar-besaran bukanlah sebuah solusi
h. Tidak mempertimbangkan factor perencanaan
i. Menimbulkan alternatif negatif.

5. Strategi Pembangunan Tak Seimbang.
Yaitu pembangunan yang dilakukan pada sector yang dipilih daripada serentak disemua sector ekonomi. Menurut Hirschman pola pembangunan tidak seimbang ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan yaitu :
a. Secara historis proses pembangunan ekonomi yang terjadi mempunyai corak yang tidak seimbang.
b. Untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang tersedia.
c. Pembangunan tidak seimbang akan berpotensi untuk menimbulkan kemacetan atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunannya, tetapi hal tersebut dinilai akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.
Kelemahan pembangunan tidak seimbang yaitu :
a. Kurangnya perhatian pada komposisi, arah dan waktu pertumbuhan tidak seimbang
b. Mengabaikan kemungkinan timbulnya konflik internal.
c. Kurangnya sumberdaya yang dimiliki NSB.
d. Rendahnya mobilitas sumberdaya di NSB
e. Adanya ancaman
f. Terlalu banyak penekanan pada investasi.

UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

1. Pandangan Pokok Analisis Mikroekonomi dan Makroekonomi.
Mikroekonomi adalah suatu teori yang menelaah bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi.
Hal-hal yang ditelaah oleh mikroekonomi adalah :
-          Teori harga, menjelaskan tentang corak permintaan dan penawaran, menentukan tingkat harga.
-          Teori produksi, menganalisis faktor-faktor produksi yang menguntungkan bagi perusahaan.
-          Teori distribusi, menganalisis masalah distribusi pendapatan masing-masing faktor produksi.
Menurut ahli mikroekonomi, apabila pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan perekonomian, maka perekonomian akan berkembang secara optimal dan akan selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Mekanisme pasar akan menciptakan pula tingkat laju pertumbuhan yang maksimal

Makroekonomi adalah suatu teori yang menelaah kegiatan ekonomi dari berbagai sudut pandang yang menyeluruh.
Kurangnya permintaan masyarakat akan mengakibatkan merosotnya perekonomian suatu Negara, menyadari keadaan tersebut maka dalam teori makroekonomi analisisnya lebih ditekankan pada menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat dalam perekonomian. Dilihat dari sifatnya pengeluaran masyarakat dibedakan dalam lima golongan :
a. Pengeluaran seluruh rumah tangga.
b. Penanaman modal oleh para pengusaha.
c. Pengeluaran pemerintah.
d. Ekport
e. Import

2. Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Berkembang
Kebijakan moneter adalah, pengaturan yang dilakukan pemerintah terhadap pengeluaran masyarakat dengan mempengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau dengan mempengaruhi suku bunga.
Kebijakan moneter yang dapat dilakukan :
-          Mengubah cadangan modal minimal bank-bank komersil.
-          Mengubah suku bunga dari pinjamanbank sentral kepada bank komersil.
-          Mengadakan operasi pasar terbuka.
-          Menentukan prioritas dari jenis-jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank-bank komersil kepada pelangannya.
Tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat proses pembangunan dengan mengembangkan lebih lanjut badan-badan keuangan yang telah ada.

Kebijakan fiskal adalah, kebijakan pemerintah dalam bidang pengeluaran dengan tujuan untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
Bentuk kebijakan fiskal :
-          Menaikan pajak pendapatan rumah tangga
-          Mengurangi pengeluaran pemerintah

Peranan kebijakan fiskal :
-          Menjaga agar pengeluaran pemerintah tetap dalam keadaan seimbang menghindari melakukan pengeluaran yang berlebihan.
-          Dapat digunakan mempengaruhi corak pembangunan sumberdaya
-          Mempertinggi tingkat penanaman modal

3. Mekanisme Pasar di Negara Berkembang.
Menurut Boeke mekanisme pasar di NSB dan di Negara maju berbeda :
-          Penduduknya mempunyai permintaan yang terbatas. (NSB)
-          Usahanya lebih ditekankan untuk memenuhi kegiatan social dan bukan untuk memenuhi keperluan ekonomi.
-          Kurang mempunyai disiplin dalam pekerjaan, kemampuan untuk menciptakan organisasi yang baik masih terbatas dan kurang mempunyai keahlian dalam berbagai kegiatan usaha.(NSB)

MASALAH DUA LISME PEMBANGUNAN
Konsep Dualisme.
Dualisme merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi pembangunan, terutama kalau kita membicarakan konsidi social-ekonomi NSB. Konsep ini menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin dan perbedaan antara berbagai golongan masyarakat yang miskin meningkat.

Empat karakteristik pokok dualism yaitu :
1.      Dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat superior dan keadaan bersifat inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Misal metode produksi modem dan metode produksi tradisional, antara orang kaya dan miskin, antara Negara yang kaya dan Negara yang miskin.
2.      Keadaannya berifat kronis dan bukan tradisonal. Perbedaan tersebut bukan merupakan fenomena yang sementara yang akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan bed alannya waktu.
3.      Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukkan kecenderungan yang menurun, bahkan terus meningkat
4.      Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior menunjukkan bahwa keberadaan unsur superior hanya berpengaruh kecil bahkan tidak berpengaruh terhadap unsur inferior, bahkan kenyataannya unsur superior sering kali menyebabkan timbulnya kondisi keterbelakangan.

Berdasarkan karakteristik diatas, dualism dapat dibedakan ke dalam beberapa macam yaitu :
1. Dualisme Sosial
J.H. Boeke dalam tesisnya mengemukakan perbedaan antara tujuan kegiatan ekonomi di barat dan timur. Kegiatan ekonomi di barat lebih didasarkan pada `rangsangan kebutuhan ekonomi' sedangkan di timur ( Indonesia ) lebih disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan sosial'. Dalam perspektif ekonomi masyarakat memiliki tiga ciri yaitu : adanya semangat social, bentuk organisasi dan teknologi yang mendominasinya. Saling ketergantungan dan saling keterkaitan antara ketiga ciri tersebut disebut sestem sosial' atau gaya sosial'. Suatu masyarakat disebut masyarakat yang homogen jika didalamnya hanya terdapat satu sistem sosial, masyarakat yang mempunyai dua sistem sosial disebut masyarakat dualistic atau masyarakat majemuk. Penetrasi sistem sosial yang baru menyebabkan kegiatan dan cara berpikir sebagian masyarakat di Negara NSB ( atau jajahan ) sama yang terdapat dinegara-negara yang sudah lebih maju, disisi lain perubahan sistem sosialnya sangat kecil sekali sehingga perubahannya tidak banyak berubah

2. Dualisme Ekologis.
Clifford Geertz ( 1963 ) mengenalkan konsep dualisme ekologis, dalam menjelaskannya dia menggunakan kasus Indonesia. Dia menjelaskan tentang adanya perbedaan anatara Indonesia Dalam' ( Jawa ) dan 'Indonesia Luar' (luar Jawa)
Jawa ; padat karya yang ditandai oleh pertanian
Luar Jawa ; padat tanah dan padat modal, produk padat karya ( tambang dan perkebunan )

3. Dualisme Teknologi
Benyamin Higgins (1956) berargumen asal mula dualisme adalah adanya perbedaan teknologi antara sector modem dan sektor tradisional. Sektor modem terpusat pada produksi komoditas primer dalam pertambangan dan perkebunan. Sektor modern itu mengimpor teknologinya dari lnar negeri dan bersifat hemat tenaga kerja dimana secara relative modal lebih banyak digunakan.

Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dimana didalam suatu kegiatan ekonomi tertentu digunakan teknik produksi dan organisasi produksi yang modern yang sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhimya akan mengakibatkan timbulnya perbedaan tingkat produktivitas yang sangat besar, dan tingkat perbedaan pendidikan, teknik produksi serta organisasi produksi.

4. Dualisme Finansial
H. Myint (1967) dualisme terjadi dilihat dari peranan pasar modal . Pasar uang di NSB dapat dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu pasar uang yang terkelola dengan baik' dan `pasar ung yang tidak terkelola dengan baik'

5. Dualisme Regional
Adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai daerah dalam suatu Negara. Dualisme regional dapat mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan tingkat kesejahteraan antar berbagai daerah.

Pengaruh Dualisme Terhadap Pembangunan




8.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TPK

Membuat keputusan, atas dasar : 1.        Intuisi 2.        Analisa Keputusan alasan pentingnya TPK : 1.        apabila masalah ...