Ekonomi Pembangunan
Ekonomi
pembangunan adalah pecahan dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari
pembangunan ekonomi yang dihadapi sebuah Negara.
·
Ilmu ekonomi tradisional : pusat perhatian pada alokasi
termurah, terefisien atas segenap sumber daya yang langka serta upaya maksimal
untuk memanfaatkan sumber daya tersebut dari waktu ke waktu agara dapat
menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh umat manusia
·
Ilmu ekonomi politik : membahas kaitan antara ilmu
politik dan ilmu ekonomi dengan perhatian utama pada peraturan kekuasaan dalam
pembuatan keputusan ekonomi (Bertujuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan
ekonomi suatu Negara)
·
Ilmu Ekonomi pembangunan : ilmu ekonomi yang menganalisis
masalah-masalah pembangunan yang dihadapi oleh Negara-negara dunia ketiga dan
memberikan landasan teori dan strategi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
agar dapat membangun ekonominya secara tepat dan berkesinambungan
·
Pembangunan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya; suatu
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduknya meningkat dalam jangka
panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Pembangunan ekonomi
diperhatikan pasca PD II karena banyak Negara yang sudah merdeka dan ada
keinginan dari Negara maju.
Kelompok Negara :
·
Negara
Dunia kesatu / Negara yang sangat maju : Eropa Barat, Amerika Utara, New
Zealand, Jepang (dilihat dari tingkat pendapatan per kapita)
·
Negara
Dunia kedua / Negara yang maju : Eropa Timur, Argentina, Mexico, Uruguay,
Venezuella,
·
Negara
Dunia ketiga / Negara Sedang Berkembang (NSB) : Sebagian Afrika, Sebagian Asia,
Amerika Tengah, Amerika Selatan.
Kriteria
|
2007
|
2008
|
Low
income economic
|
935
|
975
|
Lower
middle income economic
|
936-3705
|
976-3855
|
Upper
middle income economic
|
3706-11455
|
3856-11905
|
High
income economic
|
11456
|
11906
|
(income
per kapita dengan pembagian jumlah jiwa)
Menurut Todaro &
Smith, Sifat Umum Negara Sedang Berkembang adalah :
·
Standar
hidup yang rendah
·
Tingkat
produktifitas rendah.
·
Tingkat
pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi.
Masalah
klasik yang dihadapi NSB adalah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena dua faktor, yaitu:
1.
Tingkat
kelahiran kasar
2.
Tingkat
kematian
Kriteria
|
Kelahiran/1000
penduduk
|
Kematian/1000
penduduk
|
Beban
Tanggungan
(%Usia
dibawah 15 Thn)
|
Negara
Sedang Berkembang
|
22
|
11
|
31,5
|
Negara
maju
|
11
|
9
|
18
|
·
Ketergantungan
terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer.
·
Dominasi
negara maju, ketergantungan terhadap negara maju, dan vulnerabilitas dalam
hubungan-hubungan internasional.
Ruang Lingkup
Ekonomi Pembangunan
Ekonomi
pembangunan juga membahas sosial, politik, kelembagaan baik yang terkandung
dalam sektor swasta maupun yang terdapat di sektor publik.
Makna Arti Pembangunan
Sebagai
kapasitas dari sebuah perekonomian nasional untuk menciptakan dan
mempertahankan kenaikan pendapatan nasional bruto + perkapitanya (GNI), indeks
ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya
dalam laju yang lebih tepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya (GNI –
tingkat inflasi = kemakmuran suatu Negara).
Selain
GNI, penyerapan tenaga kerja/lapangan kerja juga digunakan untuk menentukan
apakah pembangunan ekonomi suatu Negara itu meningkat.
Menurut
pandangan modern peningkatan pembangunan ekonomi suatu Negara dapat dilihat
dari :
·
Kemiskinan
·
Pengangguran
·
Ketimpangan
pendapatan
3 Nilai Inti dari Pembangunan
·
Kecukupan
: kemampuan dasar kebutuhan-kebutuhan pokok atau dasar, kebutuhan dasar
daripada manusia, jika tidak terpenuhi akan menghambat kegiatan manusia sendiri
·
Harga
diri : menjadi manusia seutuhnya, punya keinginan untuk maju, merasa
pantas/layak melakukan atau mengejar sesuatu
·
Kebebasan
: dari sikap menghamba, kemampuan untuk memilih, kemampuan untuk berdiri tegak
sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materil dalam kehidupan
dan kebebasan juga meliputi kemampuan individual/masyarakat untuk memilih satu
atau sebagian dari sekian banyak pilihan yang tersedia dengan adanya kebebasan
kita tidak semata-mata dipilih melainkan kitalah yang akan memilih. Seperti
dipertegas oleh W. Arthur Lewis,”buah terbesar yang dihasilkan dari pertumbuhan
ekonomi bukanlah kekayaan menambah kebahagiaan, melainkan menambah pilihan”
3 Tujuan Inti Pembangunan
1.
Peningkatan
ketersediaan dan perluasan distribusi barang-barang kebutuhan pokok
2.
Peningkatan
standar hidup : pendapatan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, peningkatan
nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya tidak hanya untuk
memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan harga diri
pada pribadi dan bangsa yang bersatu
3.
Perluasan
pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi individu maupun bangsa secara
keseluuhan, membebaskan diri dari sikap ketergantungan baik dari Negara lain
mapun Negara sendiri.
Transformasi
Struktural
Teori
Hollis Chenery dan Moises Syrquin menyatakan bahwa pembangunan dapat dipandang
sebagai suatu proses transisi multidimensi yang mencerminkan hubungan
antar berbagai proses perubahan didalam
suatu Negara. Misalnya : perubahan dari agraris ke Industri.
Kelompok
utama proses transformasi struktural :
a)
Proses
Akumulasi : sebagai penggunaan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas
produksi suatu perekonomian. Modal yang dibutuhkan dalam proses ini adalah :
o
Modal
Fiskal : dihimpun dari tanggungan, pendapatan yang ditabungkan atau pendapatan
yang diinvestasikan
o
Modal
Insani : MSDM ditingkatkan
o
Modal
Sosial : Kepercayaan
b)
Proses
Alokasi : Pembagian penggunaan pendapatan yang dilakukan untuk barang konsumsi dan
barang non konsumsi
c)
Proses
Distribusi : Proses pembagian pendapatan
d)
Proses
Demografis : beralihnya fungsi lahan pertanian ke Industri
Pendapatan Nasional
Adalah
nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian Negara
dalam suatu periode tertentu. Cara menghitung pendapatan nasional (PN) :
A. Metode Produksi (Nilai Tambah) :
PN dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diciptakan oleh
sektor-sektor produktif. Sektor Produktif
a.
pertanian,
b.
peternakan,
c.
kehutananan,
dan perikanan.
d.
pertambangan
dan penggalian.
e.
industri
manufaktur.
f.
listrik,
gas, dan air bersih.
g.
Bangunan,
perdagangan, hotel dan restoran.
h.
pengangkutan
dan komunikasi.
i.
keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa lain
Gross
Domestic Product (GDP) / Gross National Product (GNP)
Pada GNP digunakan istilah “nasional”
karena batasannya adalah nasionalisme/ kewarganegaraan suatu Negara sedangkan
GDP digunakan istilah “Domestik” karena batasannya adalah wilayah suatu Negara.
GDP suatu Negara dapat lebih besar/lebih kecil dari GNP nya. Jika GDP lebih
besar berarti lebih banyak penanaman modal asing.
B. Metode Pendapatan : PN dihitung
dengan cara menjumlahkan pendapatan atas faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam memproduksi barang dan jasa disebut Gross National Income (GNI). GNI –
penyusutan = Net National Income (NNI)
C.
Metode
Pengeluaran : PN dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran para pelaku
ekonomi dalam suatu Negara selama periode tertentu. Pelaku ekonomi :
a.
Kelompok
Rumah Tangga perorangan disebut “C”
b.
Kelompok
perusahaan disebut “I”
c.
Kelompok
Pemerintah disebut “G”
d.
Sektor
Luar Negeri “Nx” (Ekspor – Impor)
Indikator
Pembangunan
Perlunya
Indikator pembangunan (tolok ukur untuk menentukan pembangunan itu positif atau
negatif)
Mengapa
diperlukan, agar pandangan orang itu sama. Definisi Pembangunan menurut Meier
(1995:7):
Suatu
proses di mana pendapatan per kapita suatu negara meningkat dalam kurun waktu
yang panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin
timpang.
Klasifikasi
Indikator Pembangunan :
1. Indikator Ekonomi
a.
GNI
: dapat mengukur pendapatan income perkapita suatu Negara, bisa juga untuk
mengukur kinerja perekonomian suatu Negara dari masa ke masa, bisa juga untuk
memperbandingkan kinerja antar Negara. Kelemahan pendapatan per kapita :
ketidakmampuan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
utuh. Penyebab pendapatan per kapiat sama namun tingkat kesejahteraan
masyarakatnya berbeda adalah : pola pengeluaran masyarakat, perbedaan iklim dna
struktur produksi nasional.
b.
GDP
& Net Economic Welfare (NEW) : Pendekatan yang ditemukan oleh William Nordhaus
dan James Tobin => untuk menyempurnakan menghitung GNP melalui :
i.
Melakukan
koreksi positif : mengharuskan kita Memperhatikan waktu senggang (leisure time)
dan perekonomian sektor informal. Waktu senggang mengakibatkan berkurangnya
produktivitas yang akhirnya menurunkan GNP, tetapi disisi lain kesejahteraan
masyarakat meningkat.
ii.
Melakukan
koreksi negatif : berkaitan dengan masalah Kerusakan lingkungan yang timbul oleh
kegiatan-kegiatan di sektor produksi atau mempertimbangkan biaya-biaya sosial
yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi sehingga akan mengurangi GNP.
2.
Indikator
Non Moneter / Indikator Sosial
a.
Tingkat
harapan hidup
b.
Konsumsi
protein hewani per kapita
c.
Presentasi
anak-anak yang belajar di kejuruan
d.
Presentasi
anak-anak yang belajar di sekolah menengah
e.
Jumlah
surat kabar
f.
Jumlah
telepon
g.
Jumlah
radio
h.
Jumlah
penduduk di kota-kota dengan 20 rb penduduk atau lebih
i.
Presentasi
laki-laki dewasa di sektor pertanian
j.
Presentasi
tenaga kerja di sektor gas, listrik, air dan sebagainya.
3. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia (IPM)
Morris D : Physical Quality of
Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :
1. Tingkat Harapan Hidup
2. Angka Kematian
3. Tingkat Melek Huruf.
4. Indikator Susenas Inti
Pada tahun 1992, Biro Pusat
Statistik (BPS) mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut
Indikator Susenas Inti (Core Susenas). Indikator Susenas Inti ini merupakan
indikator “campuran” karena terdiri indikator sosial dan ekonomi. Indikator
Susenas Inti ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Angkatan Kerja, Keluarga Berencana
dan Fertilitas, Ekonomi, Kriminalitas, Perjalanan wisata dan Akses ke media
massa
5. Indeks Pembangunan Manusia
Sejak tahun 1990, UNDP (United
Nations for Development Program) mengembangkan sebuah indeks kinerja
pembangunan yang kini dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index).
·
Tingkat
para penduduk
·
Tingkat
melek huruf
·
Pendapatan
real per kapita
Berdasarkan nilai indeks IPM-nya,
setiap negara dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a.
Kelompok
negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah (low human development),
bila memiliki nilai IPM antara 0 sampai 0,50
b.
Kelompok
negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah (medium human development),
bila memiliki nilai IPM antara 0,51 sampai 0,79
c.
Kelompok
negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high human development),
bila memiliki nilai IPM antara 0,80 sampai 1
Teori Pertumbuhan Ekonomi
MAZHAB HISTORIS
Mazhab Historismus ini melihat pembangunan ekonomi
berdasarkan suatu pola pendekatan yang berpangkal pada perspektif sejarah.
Fenomena ekonomi adalah produk perkembangan menyeluruh dan dalam tahap tertentu
dalam perjalanan sejarah. Mazhab ini mendominasi pemikiran ekonomi di Jerman
selama abad XIX sampai awal XX.
A.
FRIEDRICH
LIST (Cara Produksi)
Perkembangan ekonomi, menurut List, melalui 5 tahap
yaitu tahap primitif, beternak, pertanian, pertanian dan industri
pengolahan (manufacturing), dan akhirnya pertanian, industri pengolahan dan
perdagangan.
Pendekatan List dalam menentukan tahap-tahap
perkembangan ekonomi tersebut berdasarkan pada "cara produksi"nya.
Selain itu, List juga berpendapat bahwa daerah-daerah
beriklim sedang paling cocok untuk pengembangan industri, karena adanya
kepadatan penduduk yang sedang yang merupakan pasar yang cukup memadai.
Sedangkan daerah tropis kurang cocok untuk industri karena pada umumnya daerah
tersebut berpenduduk sangat padat dan pertanian masih kurang efisien.
B. BRUNO HILDEBRAND (Cara Distribusi)
Ia mengemukakan 3 sistem distribusi yaitu:
1. Perekonomian Barter (natura)
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian Kredit
Sayangnya, Hildebrand tidak menjelaskan proses
perkembangan dari tahap tertentu ke tahap berikutnya. Selain itu, Hildebrand
juga ternyata tidak memberi sumbangan yang berarti terhadap peralatan analitis
di bidang ilmu ekonomi.
C. KARL BUCHER (Produksi & Distribusi)
Pendapat Bucher merupakan sintesa dari pendapat List
dan Hildebrand. Menurut Bucher, perkembangan ekonomi melalui 3 tahap yaitu:
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsistem)
2. Perekonomian kota di mana pertukaran sudah meluas .
3. Perekonomian nasional di mana peran pedagang
menjadi semakin penting.
D. W. W. ROSTOW
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat
populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam
Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam
bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut
pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang
linear (linear stages mode/).
Menurut Rostow, proses pembancunan ekonomi bisa
dibedakan ke dalam 5 tahap :
1) Masyarakat tradisional (the traditional society),
2) Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for
take-off),
3) Tinggal landas (the take-off),
4) Menuju kekedewasaan (the drive to maturity), dan
5) Masa konsumsi tinggi (the age of high
mass-consumption)
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5
tahap tersebut
adalah:
1) Karakteristik perubahan keadaan ekonomi,
2) sosial, dan
3) politik, yang terjadi.
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses
transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan
suatu proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti
perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya
peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja.
Menurut Rostow, disamping perubahan seperti itu,
pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara
lain:
(1) perubahan
orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya
berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.
(2) perubahan
pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari
menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
(3) perubahan dalam
kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif
(menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
(4) perubahan sikap
hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi
(misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap pertasi perorangan
dan sebagainya).
1) Masyakarat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang
ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada
ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut
telah turun temurun. Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh
karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor
pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis
yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur sosial
kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya adalah bahwa kedudukan seseorang dalam
masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada
masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun
kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan
politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah
tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan para
tuan tanah di daerah tersebut.
2) Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan
Rostow sebagai suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya
untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustained growth).
Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi
secara otomatis.
Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
1) Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang
dialami oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap
ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
2) Kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang
dicapai oleh negara-negara yang born free (menurut Rostow) seperti Amerika
Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, di mana negara¬negara tersebut mencapai
tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat negara-negara tersebut yang
terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan oleh
suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan di muka, Rostow sangat
menekankan perlunya perubahan¬perubahan yang multidimensional, karena ia talk
yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat
dengan mudah diciptakan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut
pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tiangkat
investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan
oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi
hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam
masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya
kenaikan tabungan can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Rostow misalnya
kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan moderen dan membuat
penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus
ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir
cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya kelompok masyarakat yang
menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang
inovatif untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya,
kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat
dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan tingkat tabungan,
tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat terhadap ilmu
pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan sebagainya.
Selain hal-hal di atas, Rostow menekankan pula bahwa
kenaikan tingkat investasi hanya mungkin tercipta jika terjadi perubahan dalam
struktur ekonomi. Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana
harus terjadi bersama-sama dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan
ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor
pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai
peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas.
Sementara itu pembangunan prasarana, menurut Rostow, bisa menghabiskan sebagian
besar dari dana investasi. Investasi di bidang prasarana ini mempunyai 3 ciri
yaitu tenggang waktu antara pembangunannya dan pemetikan hasilnya (gestation
period) sangat lama, pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran
sehingga memerlukan biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan
oleh masyarakat banyak. Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana
terutama sekali harus dilakukan pemerintah.
Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga
menunjukkan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari masyarakat
yang mengalami transisi. Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur,
suatu kepemimpinan baru haruslah mempunyai sifat nasionalisme yang reaktif
(reactive nationalism) yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari
negara maju. Rostow yakin bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari
negara¬negara maju, modernisasi yang terjad Tahap Tinggal Landas
3) Tahap tinggal landas,
pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap
ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik,
terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya
pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan¬perubahan tersebut secara
teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang
semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan
melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per
kapita semakin besar.
Menurut taksiran Rostow, masa tinggal landas di
beberapa negara adalah seperti tampak pada Tabel di bawah ini.
Inggris 1783
- 1802 Industri tekstil
Perancis 1830
-1860 Jaringan jalan kereta api
Belgia 1833
-1860 -
Amerika
Serikat 1843
-1860 Jaringan jalan kereta api
Jerman 1850
-1873 Jaringan jalan kereta api
Swedia 1868-
1890 Industri kayu
Jepang 1878
-1900 Industri sutera
Rusia 1890
-1914 Jaringan jalan kereta api
Kanada 1896
-1914 Jaringan jalan kereta api
Argentina 1935 Industri
substitusi impor
Turki 1937 -
India 1952 -
Cina
Komunis 1952 -
Dari Tabel di atas bisa disimpulkan bahwa:
1) sebagian
besar negara Barat mencapai masa tinggal landas pada abad yang lalu, kecuali
Inggris, yang sudah mencapainya seabad sebelumnya.
2) masa tinggal landas itu berkisar
antara 20 - 30 tahun.
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara
yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu:
1. Terjadinya
kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari
Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2. Terjadinya
perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang
sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya
suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan
pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga termasuk kemampuan negara tersebut untuk
mengerahkan sumber-sumber modal dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam
negeri peranannya besar sekali dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya mencapai masa tinggal
landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama sekali.
Menurut Rostow perkembangan sektor pemimpin
(leading sector) berbeda¬beda untuk setiap negara. Di Inggris, tekstil katun
merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan
jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di
Jepang sutera, dan Argentina adalah industri substitusi impor barang-barang
konsumsi.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil
kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap tinggal landas tidak satu sektor
ekonomipun yang baku untuk semua negara yang bisa menciptakan pembangunan
ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara tertentu tidak bisa hanya sekadar
mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin negara-negara lain.Namun demikian, ada 4 faktor penting yang harus
diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin yaitu:
1. Harus ada
kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang
mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
2. Dalam
sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas
produksi harus bisa diperluas.
3. Harus
tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali
keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
4. Pembangunan dan
transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan kebutuhan akan
adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.
4) Tahap Menuju Kekedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai
masa di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada
hampir semua kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan
muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran.
Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan
teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan
juga oleh kebijaksanaan pemerintah.
Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke
kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-sektor
pemimpin di beberapa negara yang sekarang sudah maju. la juga menunjukkan bahwa
di tiap-tiap negara tersebutjenis¬jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah tinggal
landas adalah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris, misalnya, industri tekstil yang telah
mempelopori pembangunan pada tahap tinggal landas telah digantikan oleh
industri besi, batu bara dan peralatan teknik berat. Sedangkan di Amerika
Serikat, Perancis, dan Jerman di mana pembangunanjaringanjalan kereta api
memegang peranan penting pada tahap tinggal landas, telah digantikan oleh
industri baja dan industri peralatan berat pada tahap menuju ke kedewasaan.
Selanjutnya Rostow mengemukakan pula karakteristik
non-ekonomis dari masyarakat yang teiah mencapai tahap menuju ke kedewasaan
sebagai berikut:
1. Struktur
dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin
penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
2. Sifat
kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer professional
semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha-pemilik.
3. Kritik-kritik
terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan
terhadap dampak industrialisasi.
5) Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir
dari teori pembangunan ekonomi Rostow. Pada tahap ini perhatian masyarakat
telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan
kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Pada tahap ini ada 3 macam tujuan masyarakat (negara)
yaitu:
1. Memperbesar
kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada
penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara
kesejahteraan (welfare state) dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif.
3. Meningkatkan
konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) menjadi
meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
Beberapa Kritik terhadap Teori Rostow
Beberapa kritik yang muncul terhadap teori Rostow ini
antara lain berkaitan dengan adanya tumpang tindih tahapan, periode
jangka waktu tahap tinggal landas yang meragukan, adanya masyarakat yang tidak
melalui tahap tradisional.
Faktor penghambat negara yang
sedang berkembang (Ragnar Nursfe) :
1. Adanya hambatan yang sangat kuat
dalam proses pembentukan modal
2. Ada 2 jenis lingkaran kemiskinan
yang menghalangi negara yang sedang berkembang untuk mencapai tingkat
pembangunan yang pesat, 1) penawaran modal => disebabkan karena tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah berkaitan dengan produktivitas yang rendah,
sehingga kemampuan masyarakat untuk menabung rendah, 2) Segi permintaan modal
=> faktor pendorong kegiatan investasi rendah karena berbagai jenis barang
di pasar terbatas. Disebabkan pendapatan masyarakat yang rendah, diakibatkan
oleh produktivitas masyarakat rendah.
Nursfe dalam analisinya menyatakan
bahwa peningkatan pembentukan modal bukan hanya dibatasi oleh lingkaran kemiskinan,
tetapi juga oleh adanya efek pamer internasional. Sebagai suatu kecenderungan
untuk meniru pola konsumsi dari masyarakat yang lebih maju.
Meier & Baldwin : Lingkaran
kemiskinan timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi antara kondisi masyarakat
yang masih terbelakang/tradisional dan kekayaan alam yang belum dimanfaatkan
sepenuhnya, tingkat produktivitas rendah.
Alasan kekayaan alam belum
digunakan maksimal :
1. Tingkat pendidikan masyarakat
masih rendah
2. kurangnya tenaga ahli yang diperlukan
3. terbatasnya mobilitas dari
sumber daya yang ada
Konsep lingkaran kemiskinan
menganggap bahwa :
1. ketidakmampuan untuk mengarahkan
tabungan yang cukup
2. kurangnya faktor pendorong untuk
kegiatan penanaman modal
3. tingkat pendidikan dan keahlian
masyarakat yang relatif masih rendah.
Teori kausasi kumulatif
Menurut Myrdal, pembangunan
dinegara-negara maju akan menyebabkan keadaan yang dapat menimbulkan hambatan
yang lebih besar bagi Negara-negara yang terbelakang untuk dapat maju dan
berkembang. Keadaan yang dapat menghambat pembangunan ini disebut sebagai
Backwash effect. Kemudian, keadaan yang dapat mendorong pembangunan dinegara
yang lebih miskin disebut Spread Effect.
Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya backwash effect adalah :
1. Pola perpindahan penduduk atau migrasi dari Negara miskin ke Negara yang lebih maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi.
3. Jaringan transportasi yang lebih baik dinegara-negara yang lebih maju.
Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan munculnya backwash effect adalah :
1. Pola perpindahan penduduk atau migrasi dari Negara miskin ke Negara yang lebih maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi.
3. Jaringan transportasi yang lebih baik dinegara-negara yang lebih maju.
Pengkritik kausasi kumulatif : Arus
migrasi ke negara lain tidak selamanya merugikan tapi juga bisa menguntungkan.
Antara lain : mengurangi tingkat pengangguran di negara tsb dan menambah devisa
negara.
Teori perangkap tingkat
keseimbangan rendah
Richard R Nelson : secara konseptual didasarkan pada
hipotesis Malthus mengenai hubungan positif antara kenaikan pendapatan
perkapita dan pertumbuhan penduduk. Pada awalnya seiring dengan kenaikan
pendapatan perkapita, jumlah penduduk akan tumbuh dengan cepat. Namun, apabila
“batas atas“ tingkat pertumbuhan penduduk sudah dicapai, maka jumlah penduduk
akan mulai menurun seiring dengan kenaikan pendapatan perkapitanya.
Menurut Nelson, pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapitanya, seringkali laju tabungan serta laju investasi justru berada pada tingkat yang rendah, hal inilah yang menjadi permasalahan klasik yang dialami oleh NSB.
Nelson mengatakan bahwa ada empat kondisi sosial dan teknologis yang menyebabkan munculnya perangkap keseimbangan tingkat rendah di NSB yaitu ;
1. Adanya korelasi yang tinggi antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan penduduk. Dengan kata lain, laju pertumbuhan penduduk akan senantiasa mengikuti laju pendapatan perkapitanya
2. Rendahnya kecenderungan untuk menggunakan tambahan pendapatan perkapita untuk meningkatkan investasi perkapita.
3. Terbatasnya lahan produktif untuk kegiatan pertanian.
4. Metode produksi yang tidak efisien atau dengan kata lain, teknologi produksinya masih rendah.
Menurut Nelson, pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapitanya, seringkali laju tabungan serta laju investasi justru berada pada tingkat yang rendah, hal inilah yang menjadi permasalahan klasik yang dialami oleh NSB.
Nelson mengatakan bahwa ada empat kondisi sosial dan teknologis yang menyebabkan munculnya perangkap keseimbangan tingkat rendah di NSB yaitu ;
1. Adanya korelasi yang tinggi antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan penduduk. Dengan kata lain, laju pertumbuhan penduduk akan senantiasa mengikuti laju pendapatan perkapitanya
2. Rendahnya kecenderungan untuk menggunakan tambahan pendapatan perkapita untuk meningkatkan investasi perkapita.
3. Terbatasnya lahan produktif untuk kegiatan pertanian.
4. Metode produksi yang tidak efisien atau dengan kata lain, teknologi produksinya masih rendah.
Nelson mensyaratkan sejumlah
kondisi yang harus dipenuhi suatu perekonomian untuk dapat melepaskan diri dari
perangkap keseimbangan yang rendah yaitu :
1. Adanya lingkungan sosial politik yang kondusif dinegara yang bersangkutan
2. Stuktur sosial masyarakatnya harus diubah dengan memberikan penekanan-penekanan pada adanya efisiensi dan semangat kewirausahawan (entrepreneurship). Menurut Nelson, kedua hal tersebut dinilai mampu meningkatkan kapasitas produksi dari perekonomian.
3. Beberapa langkah yang harus dijalankan pemerintah untuk mengubah distribusi pendapatan, tetapi pada saat bersamaan juga memungkinkan terjadinya akumulasi kekayaan oleh para investor.
4. Harus ada suatu program investasi yang menyeluruh dari pemerintah.
5. Perekonomian harus meningkatkan jumlah pendapatan dan modal yang mereka miliki, salah satunya melalui dana yang didapat dari luar negeri.
6. Perlunya diterapkan teknologi produksi yang lebih baik agar dapat memanfaatkan secara penuh seluruh sumberdaya yang dimiliki, sehingga akan terjadi kenaikan pendapatan seiring dengan semakin terutilisasinya input-input penunjang produksi
1. Adanya lingkungan sosial politik yang kondusif dinegara yang bersangkutan
2. Stuktur sosial masyarakatnya harus diubah dengan memberikan penekanan-penekanan pada adanya efisiensi dan semangat kewirausahawan (entrepreneurship). Menurut Nelson, kedua hal tersebut dinilai mampu meningkatkan kapasitas produksi dari perekonomian.
3. Beberapa langkah yang harus dijalankan pemerintah untuk mengubah distribusi pendapatan, tetapi pada saat bersamaan juga memungkinkan terjadinya akumulasi kekayaan oleh para investor.
4. Harus ada suatu program investasi yang menyeluruh dari pemerintah.
5. Perekonomian harus meningkatkan jumlah pendapatan dan modal yang mereka miliki, salah satunya melalui dana yang didapat dari luar negeri.
6. Perlunya diterapkan teknologi produksi yang lebih baik agar dapat memanfaatkan secara penuh seluruh sumberdaya yang dimiliki, sehingga akan terjadi kenaikan pendapatan seiring dengan semakin terutilisasinya input-input penunjang produksi
STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS
Harvey Leibenstein : menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicengkeram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang akan meningkatkan pendapatan per kapita pada tingkat yang menghasilkan pembangunan yang berkesinambungan (sustainable).
Stategi yang diajukan oleh
Leibenstein ini mengandung kelemahan yaitu;
a. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kematian
b. Penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per kapita
c. Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran
d. Tingkat pertumbuhan yang lebih besar dari 3% tidak akan mendorong negara tersebut mencapai tahap lepas landas
e. Mengabaikan unsur waktu
f. Adanya hubungan yang kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan
g. Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup
a. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kematian
b. Penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per kapita
c. Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran
d. Tingkat pertumbuhan yang lebih besar dari 3% tidak akan mendorong negara tersebut mencapai tahap lepas landas
e. Mengabaikan unsur waktu
f. Adanya hubungan yang kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan
g. Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup
Perencanaan pembangunan ekonomi
# sejarah perkembangan perencanaan,
diawali dari berakhirnya PD II, perhatian terhadap hal ini meningkat. Ada 3
faktor kenapa meningkat :
1. Adanya hasrat dan ambisi dari
NSB untuk segera membangun ekonomi negaranya, meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya dan mengejar ketinggalan dari negara maju
2. adanya perkembangan perencanaan
ekonomi di negara-negara sosialis pada masa pasca PD II
3. adanya pengalaman perencanaan di
eropa dan AS selama PD II berlangsung.
# pengertian, unsur, & fungsi :
Pengertian :
1. Menurut Waterson, (1965),
perencanaan adalah usaha sadar, terorganisir dan terus menerus guna memilih
alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Melville Brance, (1980),
perencanaan adalah proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat
dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya.
3. Menurut Peter Hall, (1992),
perencanaan adalah penyusun rangkaian tindakan secara berurut yang mengarah
pada pencapaian tujuan.
4. Conyers & Hills (1994)
mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan yang
mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang
akan datang.
Berdasarkan definisi tersebut,
Arsyad (2002:19-20) berpendapat ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu :
- Merencanakan berarti memilih
- Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
- Perencanaan merupakan alat untuk emcapai tujuan
- Perencanaan berorientasi ke masa depan
- Merencanakan berarti memilih
- Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
- Perencanaan merupakan alat untuk emcapai tujuan
- Perencanaan berorientasi ke masa depan
Karakteristik dari suatu perencanaan pembangunan :
a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady socialeconomic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
d. Usaha perluasan kesempatan kerja.
e. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady socialeconomic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
d. Usaha perluasan kesempatan kerja.
e. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
Setiap perencanaan pembangunan
harus mengandung unsur-unsur pokok sbb :
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini merupakan dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.
b. Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel-variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.
d. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya. Berbagai kebijaksanaan itu perlu dirumuskan dan kemudian dilaksanakan.
e. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
f. Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini merupakan dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.
b. Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel-variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.
d. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya. Berbagai kebijaksanaan itu perlu dirumuskan dan kemudian dilaksanakan.
e. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
f. Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.
Alasan perencanaan ekonomi harus
dijalankan :
1. Agar penggunaan/alokasi dari
berbagai sumber daya yang terbatas dapat lebih efisien sehingga terhindar dari
pemborosan/inefektif
2. Agar laju pertumbuhan ekonomi
lebih mantap
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi
Menurut Jhingan (1983) perumusan
dan kunci keberhasilan suatu perencanaan biasanya memerlukan adanya hal-hal
berikut ini:
1. Badan perencanaan
2. Data statistik
3. Tujuan yg ingin dicapai
4. Penetapan sasaran dan prioritas
5. mobilisasi
sumberdaya/pengumpulan sumber daya
6. keseimbangan dalam perencanaan
(harus mampu menjamin adanya keseimbangan, tidak defisit maupun surplus)
Proses perencanaan pembangunan
ekonomi=> merupakan suatu rangkaian kegiatan berpikir yang berkesinambungan
dan rasional untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematik dan
terencana.
4 tahap proses perencanaan :
1. Pemimpin politik harus
menetapkan prioritas dan tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi
beberapa konflik tujuan
2. mengukur ketersediaan sumber
daya yang terbatas selama periode perencanaan
3. semua usaha ekonomi ditujukan
untuk memilih berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan nasional
4. perencanaan merupakan sebuah
proses pemilihan kegiatan yg layak dilakukan dan penting agar dapat mencapai
tujuan nasional
Perencanaan pembangunan di
indonesia
Pada masa orla strategi pembangunan
nasional didasarkan atas pendekatan perencanaan pembangunan yang lebih
menekankan pada usaha pembangunan politik
4 masa/tahap pada orla :
1. Tahun 1947, dimulai suatu
perencanaan pada beberapa sektor ekonomi selama 3 tahun (1948, 1949, 1950) yang
disebut plan produksi 3 tahun RI (sektor pertanian, peternakan, perindustrian,
dan kehutanan)
2. Tahun 1952 dimulai perencanaan
yang bersifat menyeluruh meskipun inti sasarannya masih pada sektor publik
3. Tahun 1956-1960 disusun rencana
pembangunan 5 tahun
4. Tahun 1961-1969 disusun rencana
pembangunan nasional semesta berencana (jangka 8 tahun terbagi 2 yaitu jangka 3
tahun dan jangka 5 tahun)
Perencanaan ini dilaksanakan oleh
Bapennas
Proses perencanaan harus mengacu
pada uu no 17 tahun 2007 (RPJPN) Sistem perencanaan pembangunan nasional
Dengan amandemen UUD 1945 telah
terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan yaitu :
1. penguatan kedudukan lembaga
legislatif dalam penyusunan APBM
2. ditiadakannya GBHN sebagai
pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional
3. diperkuatnya otonomi daerah dan
disentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan RI
Landasan hukun/payung hukum uu no
25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional baik pembangunan
jangka panjang/menengah/pendek.
Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional bertujuan untuk:
-mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
-menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
-menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
-mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
-menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
-mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
-menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
-menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
-mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
-menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
5 pendekatan sistem pembangunan
-
Politik
-
Teknokarti
-
Partisipatif
-
Atas-bawah (top down)
-
Bawah atas (bottom up)
Musrenbang (musyawarah rencana
pembangunan)
Tahap perencanaan Pembangunan uu no
25 tahun 2004
1. penyusunan rencana
2. penetapan rencana
3. pelaksanaan rencana
4. evaluasi atas pelaksanaan
Masalah Pokok Pembangunan
I. Pertumbuhan ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah :
1. Akumulasi modal (finansial maupun non finansial)
2. Pertumbuhan penduduk
3. Kemajuan Teknologi
Ada 3 macam klasifikasi kemajuan teknologi yaitu :
-
Kemajuan harus bersifat
netral
-
Harus dapat memperluas
tenaga kerja
-
Harus bisa menghemat
modal
-
Sumber daya institusi,
Menurut
Rodrik (2003), ada empat fungsi institusi dalam kaitannya dengan mendukung
kinerja perekonomian, yaitu:
-Menciptakan pasar (market creating) yaitu institusi yang melindungi hak kepemilikan dan menjamin pelaksanaan kontrak
-Mengatur pasar (market regulating) yaitu institusi yang bertugas mengatasi kegagalan pasar yakni institusi yang mengatur masalah eksternalitas, skala ekonomi (economies of scale) dan ketidaksempurnaan informasi untuk menurunkan biaya transaksi (misalnya: lembaga – lembaga yang mengatur telekomunikasi, transportasi dan jasa – jasa keuangan).
-Menjaga stabilitas (market stabilizing) yaitu institusi yang menjaga agar tingkat inflasi rendah, meminimumkan ketidakstabilan makroekonomi dan mengendalikan krisis keuangan (misalnya: bank sentral, sistem devisa, otoritas moneter dan fiskal).
-Melegitimasi pasar (market legitimizing) yaitu institusi yang memberikan perlindungan sosial dan asuransi, termasuk mengatur redistribusi dan mengelola konflik (misalnya: sistem pensiun, asuransi untuk pengangguran dan dana – dana sosial lainnya).
-Menciptakan pasar (market creating) yaitu institusi yang melindungi hak kepemilikan dan menjamin pelaksanaan kontrak
-Mengatur pasar (market regulating) yaitu institusi yang bertugas mengatasi kegagalan pasar yakni institusi yang mengatur masalah eksternalitas, skala ekonomi (economies of scale) dan ketidaksempurnaan informasi untuk menurunkan biaya transaksi (misalnya: lembaga – lembaga yang mengatur telekomunikasi, transportasi dan jasa – jasa keuangan).
-Menjaga stabilitas (market stabilizing) yaitu institusi yang menjaga agar tingkat inflasi rendah, meminimumkan ketidakstabilan makroekonomi dan mengendalikan krisis keuangan (misalnya: bank sentral, sistem devisa, otoritas moneter dan fiskal).
-Melegitimasi pasar (market legitimizing) yaitu institusi yang memberikan perlindungan sosial dan asuransi, termasuk mengatur redistribusi dan mengelola konflik (misalnya: sistem pensiun, asuransi untuk pengangguran dan dana – dana sosial lainnya).
Karakteristik pertumbuhan ekonomi
modern (simon kuznets) :
Ada 3 komponen pokok penting, yaitu
:
1. Kenaikan output nasional secara terus menerus
2. Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
3. Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.
1. Kenaikan output nasional secara terus menerus
2. Kemajuan teknologi sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
3. Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi.
DISTRIBUSI PENDAPATAN
8 sebab yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB menurut Irma Adelman & Chynthia Taft Morris (1973) yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita.
2. inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secraa proposional dengan pertambahan produksi barang-barang.
3. ketidakmerataan pembangunan anta daerah
4. investasi yang sangat banyak dalam proyek –proyek yang pada modal sehingga persentase pendapatan modal dari harta bertambah besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah
5. rendahnya mobilitas sosial
6. pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7. memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-negara maju sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang eskpor NSB
8. hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan , industri rumah tangga.
8 sebab yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB menurut Irma Adelman & Chynthia Taft Morris (1973) yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunya pendapatan perkapita.
2. inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secraa proposional dengan pertambahan produksi barang-barang.
3. ketidakmerataan pembangunan anta daerah
4. investasi yang sangat banyak dalam proyek –proyek yang pada modal sehingga persentase pendapatan modal dari harta bertambah besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah
5. rendahnya mobilitas sosial
6. pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7. memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-negara maju sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang eskpor NSB
8. hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan , industri rumah tangga.
Rintangan yg harus dihadapi
pemerintah dalam pencapaian pemerataan :
1. pendanaan yg diperlukan
sangatlah besar
2. terbatasnya informasi antara
pedesaan dengan institusi pemerintah
3. adanya hambatan politik
Indikator distribusi pemerataan
pendapatan :
1. Distribusi pendapatan perorangan
2. distribusi fungsional
(pendapatan yang dilakukan oleh faktor-faktor produksi
3. distribusi regional (pendapatan
antar daerah)
MASALAH KEMISKINAN
Batasan yang dimiliki oleh bapennas
(2002), kemiskinan : suatu situasi/kondisi yang dialami seseorang/kelompok
orang, yang tidak mampu menyelenggarakan kehidupannya sampai taraf yang
dianggap manusiawi.
Aspek yang perlu diperhatikan :
-
Aspek primer : miskin
harta, miskin pengetahuan, miskin keterampilan
-
Aspek sekunder : miskin
terhadap jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi
Ravallion (2001): kemiskinan adalah
kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk
berobat. Orang miskin umunya tidak dapat membaca dan menulis karena tidak mampu
bersekolah, tidak mempunyai pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan
anak karena sakit. Intinya, ketidakberdayaan, tidak bebas.
Fernandez (2001), ciri rakyat
miskin terdiri dari :
- Aspek politik, tidak
mempunyai akses baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada pengambil
kebijakan/keputusan
-
Aspek sosial,
tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada, terasingkan dari sosial
-
Aspek ekonomi,
rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan, pendidikan, kepemilikan, dll
-
Aspek budaya/nila,
rendahnya etos kerja, mudah menyerah, berpikiran pendek
Penyebab kemiskinan :
1. kepemilikan faktor produksi
2. tingkat produktifitas
3. kebijakan pembangunan yg
dilaksanakan.
Ada 2 macam ukuran kemiskinan yang
umum digunakan yaitu :
1. Kemiskinan Absolut
Adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :
1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
1. Kemiskinan Absolut
Adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :
1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Kebutuhan dasar menurut ILO (1976)
:
1. kebutuhan meliputi tuntutan
minimum tertentu dari suatu keluarga sebagai konsumsi pribadi mereka, seperti
makanan yg cukup, tempat tinggal, pakaian dan juga peralatan serta perlengkapan
rumah tangga yang dilaksanakan.
2. kebutuhan yang meliputi
pelayanan sosial yang diberikan oleh dan untuk masyarakat seperti air minum yg
bersih, pendidikan, budaya, dsb
2.
kemiskinan relatif
Adalah kemiskinan yang diakibatkan
oleh pendapatan seseorang yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
pendapatan masyarakat sekitarnya.
Kriteria masalah kemiskinan menurut
bank dunia
a. jika 40% jumlah penduduk dengan
pendapatan terendah menerima kurang dari 12% dari total pendapatan nasionalnya
maka dapat dikatakan bahwa distribusi pendapatannya sangat tinggi
b. jika 40% jumlah penduduk dengan
pendapatan terendah menerima kurang dari 12%-17% dari total pendapatan
nasionalnya maka dapat dikatakan bahwa mereka mengalami ketidak merataan sedang
c. jika 40% jumlah penduduk dengan
pendapatan terendah menerima lebih dari 17% dari total pendapatan nasionalnya
maka dapat dikatakan bahwa mereka mengalami ketidakmerataan rendah.
Indikator kemiskinan :
-
Tingkat konsumsi beras
-
Tingkat pendapatan
-
Tingkat kesejahteraan
rakyat
-
Indeks kemiskinan
manusia
KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
TEORI PERANGKAP PENDUDUK DARI
MALTHUS
Reverend Thomas : kecenderungan pertumbuhan penduduk suatu Negara tumbuh menurut deret ukur, pertumbuhan ekonomi bertambah berdasarkan deret hitung.
Masyarakat dianjurkan untuk menekan
pertumbuhan seperti KB, dll.
TEORI TRANSISI KEPENDUDUKAN
Tahap I : Laju tingkat kelahiran
hampir sama dengan laju tingkat kematian
Tahap II : Tingkat kematian menurun
dan secara perlahan menaikan tingkat harapan hidup dari yg semula 40thn menjadi
lebih dari 6othn.
Tahap III : Tingkat kematian menurun
seimbang dengan tingkat kelahiran
MIGRASI : perpindahan pensusuk dari
suatu daerah tertentu ke daerah lain
Faktor pendorong :
1. sosial : keinginan keluar dari
kendala-kendala kemiskinan, tradisional, batasan organisasi
2. fisikal : karena iklim/adanya
bencana alam
3. demografis : penurunan tingkat
kematian dan pertumbuhan penduduk di pedesaan
4. budaya : karena perbedaan budaya
antara kota dan desa
5. komunikasi : perbaikan
transportasi, perbaikan pendidikan,
adanya modernisasi
6. ekonomi : karena tidak memiliki
lahan didesa untuk usaha
Perubahan struktural ekonomi dalam
proses pembangunan
Kuznets membuat beberapa kesimpulan
mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi :
1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun
2. Sumbangan sektor industri pada produksi nasional meningkat
3. Sumbangan sektor jasa pada produksi nasional tetap
1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun
2. Sumbangan sektor industri pada produksi nasional meningkat
3. Sumbangan sektor jasa pada produksi nasional tetap
Perubahan struktur ekonomi yang
demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsi
Hukum Engels mengatakan bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sedangkan proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar.
2. Perubahan teknologi yg terus menerus
1. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsi
Hukum Engels mengatakan bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sedangkan proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar.
2. Perubahan teknologi yg terus menerus
Perubahan Struktur Penggunaan
Tenaga Kerja
Ciri Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja
-Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun.
-Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut sangat kecil.
-Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mempunyai pengaruh besar.
-Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun.
-Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut sangat kecil.
-Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mempunyai pengaruh besar.
Perubahan Struktur Sektor Industri
Dalam analisis Kuznets, sektor industri dibedakan menjadi 4 sub-sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan (manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja.
2. Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities (penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi.
3. Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak emnunjukkan pola yang seragam.
4. Sub-sektor industri pengolahan, perhubungan dan pengangkutan merupakan bidang kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang sangat besar.
Dalam analisis Kuznets, sektor industri dibedakan menjadi 4 sub-sektor, yaitu pertambangan, industri pengolahan (manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub-sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja.
2. Peranan sub-sektor industri pengolahan, termasuk industri utilities (penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi.
3. Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak emnunjukkan pola yang seragam.
4. Sub-sektor industri pengolahan, perhubungan dan pengangkutan merupakan bidang kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang sangat besar.
Peranan berbagai sektor dalam
menciptakan produksi nasional dalam proses pembangunan, Chenery membuat
kesimpulan berikut:
1. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan yang berarti yaitu tetap mencapai di sekitar 38 persen dari produksi nasional dalam proses peningkatan pendapatan per kapita dari US$100 menjadi US$1000.
2. Peranan sektor perhubungan dan pengangkutan juga akan menjadi dua kali lipat dari peranannya pada waktu pendapatan per kapita US$100, apabila pendapatan per kapita telah mencapai sebesar US$1000. Sedangkan peranan sektor pertanian menurun dari 45 persen menjadi hanya 15 persen dari produksi nasional apabila pendapatan per kapita naik dari sebesar US$100 menjadi US$1000.
1. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan yang berarti yaitu tetap mencapai di sekitar 38 persen dari produksi nasional dalam proses peningkatan pendapatan per kapita dari US$100 menjadi US$1000.
2. Peranan sektor perhubungan dan pengangkutan juga akan menjadi dua kali lipat dari peranannya pada waktu pendapatan per kapita US$100, apabila pendapatan per kapita telah mencapai sebesar US$1000. Sedangkan peranan sektor pertanian menurun dari 45 persen menjadi hanya 15 persen dari produksi nasional apabila pendapatan per kapita naik dari sebesar US$100 menjadi US$1000.
Chenery juga menganalisa faktor
pendorong industrialisasi
1. adanya subtitusi impor
2. adanya perkembangan permintaan
untuk barang jadi
3. adanya kenaikan permintaan
barang setengah jadi
Chenery : faktor - faktor yang menyebabkan
perbedaan industrialisasi tiap negara :
· Luasnya Pasar
Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua factor penting yang menentukan luas pasar suatu negara.
· Bentuk Distribusi Pendapatan
Corak distribusi pendapatan di tiap – tiap negara – negara berbeda .
· Kekayaan Alam
Semakin sedikit, peranan sektor industri semakin perlu
· Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara
Perbedaan keadaan di berbagai negar seperti perbedaan perbedaan iklim, kebijaksanaan pemerintah dan faktor – faktor sosial dan budaya
· Luasnya Pasar
Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua factor penting yang menentukan luas pasar suatu negara.
· Bentuk Distribusi Pendapatan
Corak distribusi pendapatan di tiap – tiap negara – negara berbeda .
· Kekayaan Alam
Semakin sedikit, peranan sektor industri semakin perlu
· Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara
Perbedaan keadaan di berbagai negar seperti perbedaan perbedaan iklim, kebijaksanaan pemerintah dan faktor – faktor sosial dan budaya
STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
1.
Kebijakan
Ekonomi Dalam Negeri.
a.
Peranan
Pemerintah
-
Jepang
dan USSR pemerintah ikut campur sepenuhnya dalam perekonomian.
-
Inggris
pemerintah ikut campur sebagian
-
Amerika
pemerintah ikut campur dalam pembuatan fasilitas umum.
b.
Strategi
Pembangunan.
-
All
or Nothing Approach ( semua atau tidak sama sekali ), rintangan dapat diatasi
bila pemerintah mengadakan industrialisasi secara besar-besaran, serta membuat
pengelompokkan perencanaan seperti :
o
Target
produksi untuk barang-barang yang diperlukan masyarakat
o
Target
investasi untuk fasilitas public
o
Target
investasi untuk peningkatan SDM
-
Gradual
Approach ( rintangan dihilangkan secara bertahap)
c.
Pendidikan
dan Kesehatan.
d.
Fasilitas
Pelayanan Umum
e.
Perbaikan
Dibidang Pertanian
-
Penggunaan
teknik pertanian
-
Land
Reform ( masalah penggunaan tanah )
f.
Kebijakan
Fiskal
Perlu
dilaksanakan karena berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran Negara dan
mempunyai pengaruh penting untuk perkembangan ekonomi yaitu :
-
Dapat
mempengaruhi pendapatan nasional
-
Memajukan
akumulasi capital/modal
-
Menahan
laju inflasi ( banyak uang beredar di masyarakat ) maupun deflasi ( kurangnya
jumlah uang yang beredar di masyarakat )
g.
Kebijakan
Moneter
Peraturan yang
mengatur ketersediaan jumlah uang yang beredar dan perkreditan guna
menanggulangi inflasi serta mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran
internasional.
h.
Adanya
Kewiraswastaan
2.
Kebijakan
Ekonomi Luar Negeri
a.
Kebijakan
Pemerintah
-
Perdagangan
produksi manufaktur dan pertanian sama pentingnya
-
Melaksanakan
:
o
Proteksi
o
Subsidi
o
Multiple
Exchange Rate ( menentukan kurs devisa yang berbeda )
b.
Bantuan
Teknis Adalah mengatur atau membentuk tim internasional untuk member nasihat
kepada pemerintah NSB dalam pembangunan ekonominya.
c.
Investasi
Asing Swasta.
-
Investasi
langsung yaitu punya usaha/perusahaan di NSB
-
Investasi
portofolio yaitu membeli saham-saham di NSB
d.
Investasi
Asing Pemerintah
-
Berupa
hadiah dan pinjaman dari pemerintah asing atau badan-badan internasional kepada
pemerintah NSB.
3.
Strategi
Upaya Minimum Kritis.
Harvey
Leibenstein (1957) dalam tesisnya menyatakan bahwa sebagian besar NSB
dicengkram oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka berada pada
tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah, untuk mengatasi hal itu
harus dilakukan suatu upaya/ strategi minimum kritis yaitu memberikan
rangsangan terhadap factor-faktor yang dapat meningkatkan tingkat pendapatan
per kapita. Dia juga mengatakan bahwa setiap perekonomian akan tunduk pada
setiap `hambatan' dan ‘rangsangan' yang terjadi.
Kelemahan
strategi minimum kritis adalah :
a.
Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian.
b.
Penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per
kapita.
c.
Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran.
d.
Mengabaikan unsur waktu.
e.
Adanya hubungan yang komplek antara pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan
f.
Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup.
4.
Strategi Pembangunan Seimbang.
Yaitu
pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan sehingga industri
tersebut akan menciptakan pasar bagi industri yang lain. Strategi pembangunan
seimbang ini dilakukan dengan maksud untuk menjaga agar proses pembangunan
tidak menghadapi hambatan- hambatan dalam :
a.
Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, energy dan fasilitas lain.
b.
Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksi.
Kelemahan
bagi pembangunan seimbang yaitu :
a.
Peningkatan biaya.
b.
Tidak menaruh perhatian pada penurunan biaya.
c.
Adanya kecenderungan hubungan yang bersifat substitutive antar industry
d.
Gagal sebagai teori pembangunan.
e.
Diluar kemampuan NSB.
f.
Kelangkaan sumber daya di NSB
g.
Investasi secara besar-besaran bukanlah sebuah solusi
h.
Tidak mempertimbangkan factor perencanaan
i.
Menimbulkan alternatif negatif.
5.
Strategi Pembangunan Tak Seimbang.
Yaitu
pembangunan yang dilakukan pada sector yang dipilih daripada serentak disemua
sector ekonomi. Menurut Hirschman pola pembangunan tidak seimbang ini
didasarkan oleh beberapa pertimbangan yaitu :
a.
Secara historis proses pembangunan ekonomi yang terjadi mempunyai corak yang
tidak seimbang.
b.
Untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang tersedia.
c.
Pembangunan tidak seimbang akan berpotensi untuk menimbulkan kemacetan atau
gangguan-gangguan dalam proses pembangunannya, tetapi hal tersebut dinilai akan
menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.
Kelemahan
pembangunan tidak seimbang yaitu :
a.
Kurangnya perhatian pada komposisi, arah dan waktu pertumbuhan tidak seimbang
b.
Mengabaikan kemungkinan timbulnya konflik internal.
c.
Kurangnya sumberdaya yang dimiliki NSB.
d.
Rendahnya mobilitas sumberdaya di NSB
e.
Adanya ancaman
f.
Terlalu banyak penekanan pada investasi.
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
1.
Pandangan Pokok Analisis Mikroekonomi dan Makroekonomi.
Mikroekonomi
adalah suatu teori yang menelaah bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
ekonomi.
Hal-hal
yang ditelaah oleh mikroekonomi adalah :
-
Teori
harga, menjelaskan tentang corak permintaan dan penawaran, menentukan tingkat
harga.
-
Teori
produksi, menganalisis faktor-faktor produksi yang menguntungkan bagi
perusahaan.
-
Teori
distribusi, menganalisis masalah distribusi pendapatan masing-masing faktor
produksi.
Menurut
ahli mikroekonomi, apabila pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan
perekonomian, maka perekonomian akan berkembang secara optimal dan akan selalu
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Mekanisme pasar akan menciptakan pula
tingkat laju pertumbuhan yang maksimal
Makroekonomi
adalah suatu teori yang menelaah kegiatan ekonomi dari berbagai sudut pandang
yang menyeluruh.
Kurangnya
permintaan masyarakat akan mengakibatkan merosotnya perekonomian suatu Negara,
menyadari keadaan tersebut maka dalam teori makroekonomi analisisnya lebih
ditekankan pada menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengeluaran masyarakat dalam perekonomian. Dilihat dari sifatnya pengeluaran
masyarakat dibedakan dalam lima golongan :
a.
Pengeluaran seluruh rumah tangga.
b.
Penanaman modal oleh para pengusaha.
c.
Pengeluaran pemerintah.
d.
Ekport
e.
Import
2.
Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Berkembang
Kebijakan
moneter adalah, pengaturan yang dilakukan pemerintah terhadap pengeluaran
masyarakat dengan mempengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau dengan
mempengaruhi suku bunga.
Kebijakan
moneter yang dapat dilakukan :
-
Mengubah
cadangan modal minimal bank-bank komersil.
-
Mengubah
suku bunga dari pinjamanbank sentral kepada bank komersil.
-
Mengadakan
operasi pasar terbuka.
-
Menentukan
prioritas dari jenis-jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank-bank
komersil kepada pelangannya.
Tugas
kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat proses pembangunan dengan
mengembangkan lebih lanjut badan-badan keuangan yang telah ada.
Kebijakan
fiskal adalah, kebijakan pemerintah dalam bidang pengeluaran dengan tujuan
untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
Bentuk
kebijakan fiskal :
-
Menaikan
pajak pendapatan rumah tangga
-
Mengurangi
pengeluaran pemerintah
Peranan
kebijakan fiskal :
-
Menjaga
agar pengeluaran pemerintah tetap dalam keadaan seimbang menghindari melakukan
pengeluaran yang berlebihan.
-
Dapat
digunakan mempengaruhi corak pembangunan sumberdaya
-
Mempertinggi
tingkat penanaman modal
3.
Mekanisme Pasar di Negara Berkembang.
Menurut
Boeke mekanisme pasar di NSB dan di Negara maju berbeda :
-
Penduduknya
mempunyai permintaan yang terbatas. (NSB)
-
Usahanya
lebih ditekankan untuk memenuhi kegiatan social dan bukan untuk memenuhi
keperluan ekonomi.
-
Kurang
mempunyai disiplin dalam pekerjaan, kemampuan untuk menciptakan organisasi yang
baik masih terbatas dan kurang mempunyai keahlian dalam berbagai kegiatan
usaha.(NSB)
MASALAH
DUA LISME PEMBANGUNAN
Konsep
Dualisme.
Dualisme
merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi pembangunan,
terutama kalau kita membicarakan konsidi social-ekonomi NSB. Konsep ini
menunjukkan adanya perbedaan antara bangsa-bangsa kaya dan miskin dan perbedaan
antara berbagai golongan masyarakat yang miskin meningkat.
Empat
karakteristik pokok dualism yaitu :
1.
Dua
keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat superior dan keadaan bersifat
inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Misal metode
produksi modem dan metode produksi tradisional, antara orang kaya dan miskin,
antara Negara yang kaya dan Negara yang miskin.
2.
Keadaannya
berifat kronis dan bukan tradisonal. Perbedaan tersebut bukan merupakan
fenomena yang sementara yang akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan bed
alannya waktu.
3.
Derajat
superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukkan kecenderungan yang
menurun, bahkan terus meningkat
4.
Keterkaitan
antara unsur superior dan unsur inferior menunjukkan bahwa keberadaan unsur
superior hanya berpengaruh kecil bahkan tidak berpengaruh terhadap unsur
inferior, bahkan kenyataannya unsur superior sering kali menyebabkan timbulnya
kondisi keterbelakangan.
Berdasarkan
karakteristik diatas, dualism dapat dibedakan ke dalam beberapa macam yaitu :
1.
Dualisme Sosial
J.H.
Boeke dalam tesisnya mengemukakan perbedaan antara tujuan kegiatan ekonomi di
barat dan timur. Kegiatan ekonomi di barat lebih didasarkan pada `rangsangan
kebutuhan ekonomi' sedangkan di timur ( Indonesia ) lebih disebabkan oleh
kebutuhan-kebutuhan sosial'. Dalam perspektif ekonomi masyarakat memiliki tiga
ciri yaitu : adanya semangat social, bentuk organisasi dan teknologi yang
mendominasinya. Saling ketergantungan dan saling keterkaitan antara ketiga ciri
tersebut disebut sestem sosial' atau gaya sosial'. Suatu masyarakat disebut
masyarakat yang homogen jika didalamnya hanya terdapat satu sistem sosial,
masyarakat yang mempunyai dua sistem sosial disebut masyarakat dualistic atau
masyarakat majemuk. Penetrasi sistem sosial yang baru menyebabkan kegiatan dan
cara berpikir sebagian masyarakat di Negara NSB ( atau jajahan ) sama yang
terdapat dinegara-negara yang sudah lebih maju, disisi lain perubahan sistem
sosialnya sangat kecil sekali sehingga perubahannya tidak banyak berubah
2.
Dualisme Ekologis.
Clifford
Geertz ( 1963 ) mengenalkan konsep dualisme ekologis, dalam menjelaskannya dia
menggunakan kasus Indonesia. Dia menjelaskan tentang adanya perbedaan anatara
Indonesia Dalam' ( Jawa ) dan 'Indonesia Luar' (luar Jawa)
Jawa
; padat karya yang ditandai oleh pertanian
Luar
Jawa ; padat tanah dan padat modal, produk padat karya ( tambang dan perkebunan
)
3.
Dualisme Teknologi
Benyamin
Higgins (1956) berargumen asal mula dualisme adalah adanya perbedaan teknologi
antara sector modem dan sektor tradisional. Sektor modem terpusat pada produksi
komoditas primer dalam pertambangan dan perkebunan. Sektor modern itu mengimpor
teknologinya dari lnar negeri dan bersifat hemat tenaga kerja dimana secara
relative modal lebih banyak digunakan.
Dualisme
teknologi adalah suatu keadaan dimana didalam suatu kegiatan ekonomi tertentu
digunakan teknik produksi dan organisasi produksi yang modern yang sangat
berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhimya akan mengakibatkan
timbulnya perbedaan tingkat produktivitas yang sangat besar, dan tingkat
perbedaan pendidikan, teknik produksi serta organisasi produksi.
4.
Dualisme Finansial
H.
Myint (1967) dualisme terjadi dilihat dari peranan pasar modal . Pasar uang di
NSB dapat dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu pasar uang yang terkelola
dengan baik' dan `pasar ung yang tidak terkelola dengan baik'
5.
Dualisme Regional
Adalah
ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai daerah dalam suatu Negara.
Dualisme regional dapat mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan tingkat
kesejahteraan antar berbagai daerah.
Pengaruh
Dualisme Terhadap Pembangunan
8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar